Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

cekfakta

Keliru, Video Berisi Klaim Petinju Wanita Aljazair Imane Khelif adalah Transgender

Sebuah video dengan klaim petinju wanita Aljazair, Imane Khelif, yang juga transgender, mengalahkan petinju wanita asal Italia, Angela Carini dalam Olimpiade Paris 2024, dibagikan oleh warganet di X dan Instagram.

2 Agustus 2024 | 22.11 WIB

cek-fakta
Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah video dengan klaim petinju wanita Aljazair, Imane Khelif, yang juga transgender, mengalahkan petinju asal Italia, Angela Carini dalam Olimpiade Paris 2024, dibagikan oleh satu akun media sosial X [arsip] pada Jumat, 1 Agustus 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Video berdurasi 45 detik itu diberi keterangan sebagai berikut:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kasihan sih ini kejadian di olimpiade dimana boxer cewek kalah dari boxer transwomen asal Algeria. Boxer Italia memutuskan mundur saat pertandingan baru 45 detik

Sejak dibagikan, video ini telah ribuan kali diposting ulang, 543 komentar, disukai 6 ribuan, disimpan 618 kali dan 1,2 jutaan kali ditayangkan. Akun-akun media sosial lain di Instagram juga membagikan narasi serupa. Namun, benarkah petinju wanita Aljazair itu transpuan/transgender?

PEMERIKSAAN FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tempo di berbagai sumber media kredibel internasional, narasi yang menyebutkan bahwa petinju asal Aljazair, Imane Khelif, sebagai seorang transgender merupakan klaim yang tidak berdasar. Penyebutan “transgender” justru beredar di kalangan warganet dan sejumlah media di Indonesia.

Dikutip dari pemeriksa fakta Italia, Facta.News, kontroversi mengenai identitas gender Imane Khelif ini bermula dari rekam jejaknya yang pernah didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia Tinju di New Delhi tahun 2023 silam. Kala itu, Khelif bertanding melawan Yang Liu. Penyelenggaranya, International Boxing Association/Asosiasi Tinju Internasional (IBA), melalui web resmi menyatakan “kadar testosteronnya yang tinggi, tidak memenuhi syarat kelayakan”.

Kepada kantor berita Tass, ketua IBA yang berasal dari Rusia, Umar Kremlev, mengatakan bahwa hasil tes DNA Khelif yang menunjukkan kromosom XY, menjadi dasar ia didiskualifikasi dari kompetisi olahraga di bawah naungannya. "Sepasang kromosom XY biasanya maskulin,” ujarnya.

Sejak kontroversi diskualifikasi itu, IBA dilarang untuk menyelenggarakan turnamen tinju Olimpiade di Paris lantaran adanya masalah tata kelola dan serangkaian skandal penjurian. 

Dilansir the Guardian, kompetisi tinju di Paris kini dijalankan oleh Paris Boxing Unit (PBU) di bawah naungan International Olympic Committee (IOC) Paris 2024, yang memiliki peraturan yang lebih longgar daripada IBA. IOC menyatakan bahwa mereka menggunakan peraturan tinju Tokyo 2020 (yang diberlakukan di Olimpiade Tokyo 2020 dan turnamen kualifikasi terkait) sebagai dasar untuk mengembangkan peraturannya. “Peraturan tersebut diturunkan dari peraturan Rio 2016. PBU berusaha untuk membatasi perubahan untuk meminimalkan dampak pada persiapan atlet dan menjamin konsistensi antara Olimpiade."

Tindakan diskualifikasi tersebut menyebabkan gelombang misinformasi tentang jenis kelamin atlet. Dengan cepat masyarakat awam menyebut Khelif sebagai "transgender". Padahal di laman profil resminya dan sejumlah media Timur Tengah, atlet Aljazair kelahiran 1999 itu selalu bertanding di kategori wanita sejak mulai berlatih tinju. 

Bahkan di putaran pertama Olimpiade Tokyo 2020, ia pernah kalah melawan atlet tinju asal Irlandia, Kellie Harrington. Informasi mengenai identitasnya sebagai transgender pun tidak ada dalam dokumen resmi apa pun. 

Kadar testosteron tinggi tidak berarti seseorang jenis kelamin pria

Menurut Instituto Superiore di Sanita atau Higher Institute of Health (ISS) Italia, untuk menentukan jenis kelamin seseorang, karakteristik seksual primer dan sekunder juga ikut berperan. Karakteristik seksual primer adalah gonad (testis pada pria dan ovarium pada wanita) tempat sel-sel yang dimaksudkan untuk reproduksi (gamet) berasal dan hormon seks diproduksi. 

Pada awal kematangan seksual (pubertas), karakteristik seksual primer mencapai kematangan penuh dan karakteristik seksual sekunder muncul yang berkontribusi untuk menonjolkan perbedaan antara pria dan wanita (misalnya timbre suara, distribusi dan jumlah rambut, distribusi lemak tubuh, perkembangan massa otot, pertumbuhan payudara, pertumbuhan penis).

Keberadaan kadar testosteron yang tinggi pada kompetisi olahraga memang akan menjadi masalah, karena berkaitan dengan atribut fisik seperti massa dan kekuatan otot. Faktor ini akan cenderung menguntungkan dan menimbulkan ketidakadilan dalam kompetisi. Argumen mengenai kadar testosteron inilah yang seringkali menjadi penyebab diskriminasi terhadap atlet dengan kadar testosteron yang meningkat secara alami. 

Namun wanita juga memiliki hormon ini, tidak hanya ada pada pria. Sehingga kadar yang tinggi tidak otomatis menjadikan seseorang sebagai transgender. Kondisi ini terjadi secara alami, dinamakan hiperandrogenisme, yakni ketika produksi hormon pria yang berlebihan (terutama testosteron) oleh kelenjar endokrin yang bertanggung jawab atas produksinya, yaitu ovarium dan indung telur. 

Penyebab paling umum dari kadar testosteron tinggi pada wanita adalah autisme, sindrom ovarium polikistik, dan hiperplasia adrenal kongenital.

KESIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim atlet Aljazair, Imane Khelif sebagai transgender adalah keliru.

Informasi mengenai identitasnya sebagai transgender pun tidak ada dalam dokumen resmi apa pun. Dalam berbagai laman profil resmi, Khelif telah berkompetisi dalam kompetisi tinju internasional selama bertahun-tahun di kategori wanita, termasuk Olimpiade Tokyo 2020.

Selain itu, kromosom XY bukan satu-satunya penentu apakah seseorang itu laki-laki atau perempuan. Kondisi kadar testosteron tinggi bisa terjadi pada wanita, karena hormon ini tidak hanya ada pada pria. Sehingga kadar testosteron yang tinggi tidak otomatis menjadikan seseorang sebagai transgender.

TIM CEK FAKTA TEMPO

** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email [email protected]

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus