Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam era digital yang semakin maju, kemajuan teknologi telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dunia jurnalistik.Salah satu inovasi yang tengah mengubah lanskap media adalah kehadiran kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence atau AI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam beberapa tahun terakhir, AI telah membuktikan diri sebagai alat yang sangat bermanfaat bagi para jurnalis dalam menciptakan konten yang relevan, efisien, dan terpercaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penggunaan AI dalam membuat konten
Penggunaan AI dalam jurnalisme melibatkan beragam aplikasi, mulai dari pengumpulan dan analisis data, hingga pembuatan konten otomatis.
Salah satu aspek menarik dari penggunaan AI dalam jurnalisme adalah kemampuannya dalam menghasilkan konten otomatis. Dengan menggunakan algoritma dan mesin pembelajaran, AI dapat menghasilkan artikel berita secara cepat dan efisien.
Meskipun masih dalam tahap pengembangan, teknologi ini telah mampu menciptakan konten dengan kualitas yang baik, seperti laporan keuangan, data olahraga, dan berita cuaca. Hal ini memberikan peluang bagi jurnalis untuk fokus pada pekerjaan yang membutuhkan analisis dan penelitian yang lebih mendalam.
Pengunaan AI dalam mengumpulkan data
Dalam hal pengumpulan data, AI juga dapat membantu jurnalis dalam menyaring dan menganalisis informasi dari berbagai sumber secara cepat dan akurat.
AI juga dapat digunakan untuk memprediksi tren berita dan pola perilaku pengguna, memberikan wawasan bagi para jurnalis dalam mengembangkan konten yang relevan dan menarik. Terobosan ini diperkirakan akan menjadi tren baru dalam industri pers Indonesia dalam menghadapi era teknologi digital.
Hukum penggunaan AI oleh jurnalis
Sebuah diskusi publik diadakan oleh Pusat Studi Komunikasi, Media, dan Budaya Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Universitas Padjadjaran (Unpad) pada Selasa, 23 Mei 2023.
Acara diskusi yang bertajuk “Ruang Kritik dan Kebebasan Pers yang Terancam (Lagi) di Era Digital” mengundang empat narasumber sebagai pembicara. Sekretaris Jenderal dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ika Ningtyas menjadi salah satu pembicara yang diundang pada acara tersebut.
Ketika memasuki sesi tanya jawab, seorang mahasiswa bertanya soal hukum yang mengatur penggunaan kecerdasan buatan oleh media arus utama.Untuk menjawab pertanyaan ini, Ika menyebut bahwa AI merupakan hal yang memiliki dua sisi yang tajam.
“Sebenarnya kalau kita pahami AI itu seperti dua mata pisau. Di satu sisi dia bisa sangat bermanfaat untuk mendorong kerja-kerja jurnalisme, dalam hal misalnya kami di fact checking,” kata Ika di ruang Oemi Abdurrahman Fikom Unpad, Selasa, 23 Mei 2023.
“Yang kedua, dia selalu memiliki kelemahan. Karena kita tahu bahwa teknologi itu tidak dibuat untuk tujuan atau tidak selalu memiliki etika, yang kemudian berdampak jika kita menggunakan AI itu tanpa menggunakan etika,” katanya.
Lebih jauh lagi, Ika menyebutkan bahwa sebetulnya AI bisa saja dipergunakan untuk mempermudah tugas jurnalis, asalkan penggunaannya tidak melenceng, seperti misalnya digunakan untuk memproduksi berita bohong.
“Dalam KEJ (Kode Etik Jurnalistik), sebenarnya sudah sangat jelas bahwa jurnalisme Indonesia tidak boleh memproduksi berita bohong atau informasi bohong,” ujar Ika.
Deputy GM Of News & Current Affairs Digital Kompas TV, Alexander Wibisono sebagai pembicara dalam diskusi tersebut setuju bahwa kecerdasan buatan bisa dimanfaatkan sebagai alat dalam jurnalisme.
“AI adalah tools. Yang paling menentukan adalah medianya, manusianya, jurnalisnya,” kata Alex.“Saya sepakat dengan Mbak Ika, AI itu kalau analogi saya seperti kendaraan, tools. AI itu adalah tools, bukan produk. Jadi kayak mobil. Untuk menjalankan mobil ada undang-undang lalu lintas, belum lagi undang-undang yang lain,” kata dia.
Pilihan Editor: Bahaya AI Generatif Bagi Pengguna
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.