Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Presiden Donald Trump percaya bahwa produksi Apple akan kembali ke Amerika Serikat seiring dengan tingginya penerapan tarif resiprokal terhadap lebih dari 100 negara oleh pemerintah federal. Selain itu, Trump ingin meningkatkan lapangan pekerjaan manufaktur di dalam negeri seiring dengan perkembangan teknologi canggih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Seiring dengan kenaikan tarif, Apple dianggap tetap memfokuskan pengembangan manufaktur di dalam negeri. “Dia (Trump) yakin kita punya tenaga kerja, kita punya sumber daya untuk melakukannya,” kata Leavitt dalam pertemuan pers Gedung Putih pada 8 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Leavitt juga mengingatkan bahwa Apple telah berkomitmen untuk berinvestasi US$ 500 miliar di Amerika Serikat. Langkah investasi tersebut dinilai sebagai optimisme pengembangan manufaktur dalam negeri.
Mengutip dari situs Apple, investasi sebesar US$ 500 miliar tersebut untuk jangka waktu empat tahun ke depan. Investasi US$ 500 miliar tersebut mencakup kerja sama Apple dengan ribuan pemasok di seluruh 50 negara bagian, ketenagakerjaan langsung, infrastruktur dan pusat data Apple Intelligence, fasilitas perusahaan, dan produksi Apple TV+ di 20 negara bagian.
“Dalam empat tahun ke depan, Apple berencana untuk mempekerjakan sekitar 20 ribu orang, yang sebagian besar akan difokuskan pada R&D, rekayasa silikon, pengembangan perangkat lunak, serta AI dan pembelajaran mesin,” tulis Apple.
Leavitt mengatakan Presiden Trump juga melihat berbagai bidang baru di sektor teknologi yang perlu dipimpin oleh Amerika Serikat. Berbagai macam pekerjaan manufaktur yang lebih tradisional maupun dengan teknologi canggih turut menjadi fokus. “Presiden melihat semua itu, dia ingin mereka kembali ke dalam negeri,” tuturnya.
Mengutip dari The Verge, Apple telah menyerap sekitar 700 ribu pekerja di Cina untuk berbagai lini produksi. Dalam Biografi Steve Jobs karya Walter Isaacson diungkapkan bahwa Amerika Serikat kekurangan 30 ribu insinyur terlatih yang dibutuhkan untuk mendukung tenaga kerja pabrik yang menyaingi 700 ribu pekerja yang dipekerjakan di Cina.
Tim Cook juga memandang upah tenaga kerja bukan menjadi faktor utama pendirian pabrik, apalagi jasa tenaga kerja di Cina tidak lagi rendah. Namun pertimbangannya pada keterampilan dan kuantitas keterampilan di satu lokasi dan jenis keterampilan.
Pilihan Editor: Apa yang Membedakan Grok dengan Chatbot AI Lainnya?