Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Raksasa teknologi Apple dikabarkan akan memberikan hadiah sebesar US$ 200 ribu (setara Rp 2,8 miliar) kepada bocah 14 tahun bernama Grant Thompson. Menurut laman engadget, akhir pekan lalu, dia menemukan bug FaceTime yang memungkinkan seseorang mendengarkan percakapan sebelum menjawab panggilan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga: Apple Mulai Mengembangkan Modem Sendiri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bocah asal Tucson, Arizona, Amerika Serikat, itu menemukan kelemahan tersebut sekitar dua minggu lalu, ketika dirinya melakukan obrolan kelompok dengan teman-temannya saat bermain game Fortnite. Ibunya, Michele Thompson mengatakan dia berulang kali mencoba menghubungi Apple tentang masalah ini melalui email dan media sosial, tapi tanpa hasil.
Perusahaan berkantor pusat di Cupertino itu menghubunginya seminggu yang lalu, begitu berita bug telah menyebar online. Sebagai tanggapan hal tersebut, Apple mengeluarkan perbaikan untuk bug FaceTime hanya beberapa hari yang lalu dalam pembaruan keamanan iOS 12.1.4-nya.
Rincian berapa nominal pasti yang akan diberikan belum dirilis Apple, tapi menurut laman dailymail, Apple memiliki program inisiatif pada 2016, bagi siapapun yang menemukan bug akan dihadiahi hingga US$ 200 ribu. Sebelum Grant Thompson, Luca Todesco, seorang remaja 19 tahun dinyatakan sebagai orang pertama yang melakukan jailbreak iPhone 7.
Selain itu, beberapa waktu lalu, Facebook juga telah membayar US$ 10 ribu setara Rp 140 juta untuk anak Finlandia berusia 10 tahun yang menemukan cara menghapus komentar pengguna lain dari server Instagram. Menurut laman Reuters, Apple telah mengkonfirmasi bahwa perusahaan berlogo buah itu berencana memberikan kompensasi kepada keluarga Thompson. Dan memberikan hadiah tambahan beasiswa pendidikan untuk remaja itu.
Simak kabar terbaru tentang Apple dan penemu bug Face Time Grant Thompson hanya di kanal Tekno Tempo.co.
ENGADGET | DAILYMAIL | REUTERS