Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bakiak mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Selain dipakai sebagai alas kaki, bakiak juga dikenal sebagai salah satu lomba di ajang Agustusan. Namun tahukan ands tentang sejarah sandal kayu tersebut hingga menjadi permainan tradisional?
Permainan bakiak telah dikenal di berbagai daerah. Kerap disebut terompah kayu, bakiak biasanya berupa kayu panjang yang mirip dengan seluncur yang dipasang beberapa slop pada bagian atasnya.
Di Sumatera Barat, Bakiak populer disebut Terompa Galuak. Kerap dimainkan anak-anak, bakiak terbuat dari papan kayu tebal berbentuk sandal dengan panjang sekitar 125 cm. Pada setiap papan terdapat tiga hingga empat karet atau slop untuk pengikat kaki pemain. Bakiak dirancang sedemikian rupa agar dapat dimainkan oleh tiga sampai empat anak sekaligus. Permainan bakiak biasanya dilakukan 3 hingga 4 regu secara bersamaan. Kemudian di pilih regu mana yang paling cepat mencapai finis.
Mengutip dari koropak.co.id, permainan tradisional bakiak sudah ada sejak tahun 1970-an. Permainan ini terinspirasi dari Negara Jepang. Diketahui, warga Jepang banyak menggunakan sandal geta atau alas kaki dari kayu yang biasa digunakan oleh Geisha atau perempuan penghibur Jepang.
Penamaan bakiak sendiri memiliki banyak versi. Ada yang percaya istilah bakiak berasal dari Bahasa Arab. Menurut mtatataufik.id, kata bakiak bisa dihubungkan baqiyat dalam bahasa Arab yang berarti sisa - sisa yang tidak terpakai. Sehingga Bakiak disimpulkan dibuat dari kayu sisa atau karet ban yang tidak terpakai.
Selain itu, bakiak juga dipercaya berasal dari Cina. Dilansir dari ningbo.chinadaily.com, bakiak telah dibuat 5 ribu tahun lalu di Ningbo. Bakiak juga telah digunakan pada periode Yuankang dari Dinasti Han Barat antara 206 SM hingga 24 SM. Penggunaan bakiak pun menyebar ke berbagai negara Asia seperti Jepang dan menjadi bagian budaya khas Jepang. Masa penjajahan Jepang di Indonesia, membuat bakiak menjadi populer dan digunakan sebagai permainan.
Permainan bakiak membutuhkan konsentrasi serta keseimbangan dalam memainkannya. Antara pemain satu dengan pemain lain harus dapat mengkoordinasi gerakan tubuh dan kaki agar dapat berjalan bersamaan. Mengutip dari digilib.iain-palangkaraya.ac.id, permainan bakiak memiliki manfaat seperti melatih koordinasi anggota tubuh, melatih kesabaran, kerjasama hingga sportifitas.
Sehingga akan tercipta keseruan saat menjadi salah satu perlombaan saat perayaan HUT RI atau Agustusan.
Pilihan Editor: Mengenal Sejarah Kelereng dan Tradisi Lomba Balap Kelereng saat Agustusan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini