Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Belajar dari Rumah, Penjualan Smartphone Entry-level Diperkirakan Meningkat

Data IDC Indonesia menyebutkan pengapalan smartphone ke Indonesia kuartal pertama 2020 menjadi yang terendah dalam dua tahun terakhir.

26 Agustus 2020 | 19.45 WIB

Sswa-siswa belajar secara daring dibantu orangtuanya menggunakan fasilitas wifi gratis  di Perumahan Depok Mulya 1, Depok, Jawa Barat, 4 Agustus 2020. Fasilitas wifi tersebut disediakan dari warga yang peduli pendidikan dimasa pandemi Covid-19 sebagai bentuk kepedulian atas kesulitan biaya untuk kebutuhan belajar daring. TEMPO/Amston Probel
Perbesar
Sswa-siswa belajar secara daring dibantu orangtuanya menggunakan fasilitas wifi gratis di Perumahan Depok Mulya 1, Depok, Jawa Barat, 4 Agustus 2020. Fasilitas wifi tersebut disediakan dari warga yang peduli pendidikan dimasa pandemi Covid-19 sebagai bentuk kepedulian atas kesulitan biaya untuk kebutuhan belajar daring. TEMPO/Amston Probel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Selama beberapa bulan pandemi Covid-19, smartphone terutama model entry-level dan mid-range diperkirakan mengalami permintaan yang lebih tinggi dibandingkan flagship. Tren ini diperkuat oleh para penggemar flagship yang dipastikan mengerem belanja barang bukan kebutuhan utama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pengamat gadget Lucky Sebastian menyampaikan prediksinya itu saat dihubungi Selasa malam, 25 Agustus 2020. "Model entry-level meningkat karena program school from home atau work from home. Demikian juga pasar tablet dan laptop," ujar dia. 

Sementara untuk model flagship, pengelola blog Gadtorare yang kerap mereview gadget itu menambahkan, orang-orang lebih selektif. Ditambah lagi, dia mengatakan, penjualan smartphone model flagship sekarang harus lebih menarik, baik dari sisi fitur dan marketing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lucky menerangkan kemungkinan secara keseluruhan penjualan ponsel di tengah pandemi ini menurun dibandingkan tahun lalu yang kondisinya normal. Meskipun belum memiliki data yang pasti, Lucky melihat dampak dari penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mengurangi penyebaran virus corona cukup lama dilakukan bisa membuat penjualan ponsel menurun.

"Mall dan toko-toko non sembako kan tutup cukup lama. Karena walau sudah ada penjualan online, penjualan offline ini masih menyumbang jumlah yang besar," kata pria berkacamata itu.

Mengutip laman resmi International Data Corporation (IDC) Indonesia, pada kuartal pertama 2020, pasar smartphone Indonesia hanya mengapalkan 7,5 juta unit, turun sebesar 7,3 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Penurunannya bahkan 24,1 persen dibandingkan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya, yang menjadikannya rekor terendah dalam dua tahun terakhir.

Data IDC's Quarterly Mobile Phone Tracker itu menjelaskan bahwa penurunan disebabkan dampak pandemi Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir pada kuartal yang memengaruhi pasar lebih lanjut. Beberapa merek bisa mempertahankan bisnisnya karena fasilitas produksi lokal dan penyangga pasokan komponen yang aman untuk dua bulan pertama kuartal ini, dengan gangguan pasokan hanya dialami pada Maret.

Baca juga:
Relaksasi Aturan Sekolah Boleh Buka Lagi, Ini Kata Orang Tua Murid

Di saat yang sama, tanda perlambatan pasar juga dimulai sekitar Maret ketika pemerintah mulai menerapkan langkah-langkah, seperti pembatasan sosial dan penutupan gerai ritel, untuk menahan penyebaran virus, yang mengakibatkan penurunan permintaan untuk smartphone.

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus