Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Dari Bilik Kios Pemantau Pemilu

Kios pemantau pemilu menjamur di internet. Jika jeli, pengakses bisa mengenali partai-partai yang berhaluan reformis dan yang tidak dari info di internet.

10 Mei 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menjelang pemilihan umum, partai politik sudah biasa mencari perhatian di jalan-jalan. Spanduk dan bendera bertebaran. Partai yang punya banyak duit juga beriklan di televisi dan surat kabar. Media massa tak kalah sibuknya. Lihat saja, televisi dan radio banyak memunculkan beragam acara talk show. Beberapa surat kabar pun membuat informasi khusus tentang pemilu.

Masih ada lagi, cobalah melongok internet. Di sini, ada banyak informasi tentang pemilu. Bukan hanya dari partai yang menggunakan internet sebagai media kampanye, lembaga-lembaga independen pun menawarkan beragam informasi, dari yang hanya sekadar kutipan berita seputar pemilu di media cetak, hingga analisis, peta kekuatan partai politik, serta pengawasan kegiatan pemilu. Inilah, memang, kelebihan internet dibandingkan dengan media cetak. Untuk memperoleh berita lengkap dari koran, Anda perlu mengkliping, di internet beragam informasi itu sudah terkumpul menjadi satu.

Salah satu situs yang terlihat serius menginformasikan kegiatan pemilu, adalah Pemilu 99 buatan eD-Net yang mangkal di www.pemilu99.or.id. Kios ini tergolong lengkap. Pada halaman pertamanya tertera 12 menu utama yang mudah dibaca, dalam bentuk ikon karikatural dan tampilan halaman yang menarik. Jika Anda ingin mengetahui peta kekuatan partai, tinggal mengeklik menu Partai-Partai. Di situ bisa dilihat profil seluruh partai, lengkap dengan logo, pengurus, kegiatan terakhir, sampai Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART). Jika Anda pengakses yang jeli, Anda mungkin bisa mengenali partai reformis dan yang tidak. Coba saja simak AD/ART setiap partai. Ada beberapa partai yang ternyata memiliki AD/ART yang bunyinya sama persis, cuma tanda tangan dan nama ketuanya saja yang berbeda.

Yang juga cukup menarik dari situs ini adalah menu Kandidat Partai. Seluruh jati diri calon presiden, baik yang telah dicalonkan oleh partai masing-masing maupun mereka yang berambisi menjadi pemimpin negeri ini, disajikan secara mendalam. Mulai dari pendidikan yang pernah dilakoni hingga pengalaman berpolitik.

Setelah pencoblosan, menu Berita Politik, Panduan dan Pemantauan, serta Hasil Pemilu, mungkin lebih menarik diklik. Di sini tersedia cerita seputar kecurangan, perkembangan terakhir, dan catatan jumlah pemilih. Rencananya menu ini akan dilengkapi pula dengan analisis dari pengamat politik, seperti Mulyana W. Kusumah atau Nurcholish Madjid.

Pemilu 99 didirikan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI), termasuk mahasiswa UI dan anggota Forum Kota dan Forum Komunikasi Senat Mahasiwa Jakarta, yang berhasil menerobos Gedung DPR/MPR, beberapa saat menjelang Soeharto lengser keprabon. Situs ini dibangun dengan dana patungan. Forum Komunikasi Kesatuan Bangsa yang dipimpin Rosita Noor menyumbang komputer lengkap dengan jaringan internet. ILUNI menyokong dana untuk operasional sehari-hari, mulai dari konsumsi hingga rekening listrik dan telepon. "Kami mengerjakannya sambil bongkokan, swadaya, dan tanpa pamrih," kata Irawanto, koordinator eD-Net, yang juga anggota ILUNI.

Bila eD-Net harus bergotong-royong membangun jaringan pemantau pemilu, tak demikian halnya dengan situs University Network for Free & Fair Election (Unfrel)—lembaga pemantau pemilu yang berorientasi pada kalangan akademisi. Dengan sokongan Rp 9 miliar dari UNDP dan USAID, Unfrel bisa mengerahkan lebih dari 100 ribu sukarelawan di seluruh provinsi untuk memantau kegiatan pemilu dan membeli 22 unit komputer baru lengkap dengan fasilitas internet, yang diposkan di 22 provinsi. Hasil kerja lembaga yang berkolaborasi dengan mahasiswa di lebih dari 50 perguruan tinggi negeri dan swasta di Tanah Air ini, bisa diklik di www.unfrel.freeservers.com.

Salah satu menu yang diunggulkan, menurut Koordinator Hubungan Masyarakat Unfrel, Febi Adamsyah, adalah informasi mengenai kecurangan sepanjang pesta demokrasi langsung dari tempat pemungutan suara dan perkembangan mengenai jumlah suara. Namun, fasilitas semacam ini ternyata juga ditawarkan situs Forum Rektor, yang dibangun oleh Universitas Hasanuddin di www.geocities.com.Paris/Opera/5357 dan Universitas Surabaya di www.ubaya.ac.id.

Ma'ruf Samudra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus