Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) asal Cina, DeepSeek, baru saja merilis model AI multimodal baru bernama Janus-Pro. Generator imaji Janus-Pro ini dapat menganalisis gambar dan dapat diakses secara gratis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari laporan Tech Crunch, model-model ini tersedia di platform pengembang AI Hugging Face dan memiliki ukuran antara 1 miliar hingga 7 miliar parameter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Model ini menggunakan lisensi MIT, memungkinkan penggunaannya secara komersial tanpa batasan. DeepSeek menggambarkan Janus-Pro sebagai “kerangka autoregresif yang inovatif” yang dapat menganalisis serta menciptakan gambar baru.
Berdasarkan dua tolok ukur evaluasi AI, GenEval dan DPG-Bench, model terbesar dalam keluarga ini, Janus-Pro-7B diklaim mengungguli DALL-E 3 milik OpenAI, serta model lain seperti PixArt-alpha, Emu3-Gen, dan Stable Diffusion XL.
“Janus-Pro melampaui model terpadu sebelumnya dan menyamai atau bahkan melebihi performa model khusus tugas tertentu,” tulis DeepSeek dalam unggahan di Hugging Face, dikutip Kamis, 30 Januari 2925. “Kesederhanaan, fleksibilitas tinggi, dan efektivitas Janus-Pro menjadikannya kandidat kuat untuk model multimodal terpadu generasi berikutnya.”
Meski demikian, sebagian besar model Janus-Pro hanya dapat menganalisis gambar kecil dengan resolusi maksimal 384 x 384 piksel. Namun, performanya tetap dinilai mengesankan mengingat ukurannya yang lebih ringkas dibandingkan model lain.
DeepSeek didanai oleh High-Flyer Capital Management, perusahaan perdagangan kuantitatif asal Cina. Perusahaan ini menjadi sorotan setelah aplikasi chatbot-nya merajai tangga aplikasi Apple App Store, yang memicu pertanyaan di kalangan analis Wall Street tentang posisi AS dalam persaingan AI serta keberlanjutan permintaan chip AI.
Pilihan Editor: Banjir Jakarta Saat Imlek, Lebih dari 2.000 Warga Mengungsi dan 1.873 Alami Pemadaman Listrik