Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) berencana untuk meminta hakim pengadilan antimonopoli untuk memaksa Google menjual peramban Chrome-nya.
Hal itu setelah hakim memutuskan perusahaan tersebut telah mempertahankan monopoli pencarian ilegal, seperti dilansir dari The Verge.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chrome saat ini merupakan peramban yang paling banyak digunakan di dunia dan salah satu aset Google yang paling berharga dari bisnis periklanannya yang bernilai miliaran dolar. Hal ini membuat kuasa hukum pemerintah AS berpendapat bahwa penggunaannya dalam promosi silang produk Google merupakan salah satu hal yang membatasi saluran dan insentif yang tersedia bagi persaingan untuk tumbuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Persyaratan yang tengah dipersiapkan para pejabat untuk diajukan termasuk bahwa Google harus memisahkan Android dari Search dan Google Play, tetapi tanpa memaksa Google untuk menjual Android. Persyaratan lain akan mengatakan bahwa Google harus berbagi informasi lebih banyak dengan pengiklan dan bahwa Google "memberi mereka kontrol lebih besar atas tempat iklan mereka muncul," tulis media tersebut.
Bloomberg juga melaporkan bahwa para pejabat akan merekomendasikan agar perusahaan "memberikan situs web lebih banyak opsi untuk mencegah konten mereka digunakan oleh produk kecerdasan buatan Google." Terakhir, mereka dilaporkan akan mendorong "larangan terhadap jenis kontrak eksklusif yang menjadi inti kasus terhadap Google."
Wakil Presiden Urusan Regulasi Google, Lee-Anne Mulholland, mengatakan bahwa DOJ “terus mendorong agenda radikal yang jauh melampaui masalah hukum dalam kasus ini,” tulis Bloomberg.
Sebelumnya, hakim federal Amit Mehta pada bulan Agustus memutuskan bahwa Google menggunakan perjanjian distribusi eksklusif dan mengenakan "harga yang sangat kompetitif untuk iklan teks pencarian umum" yang mengarah pada "perilaku anti-persaingan."
Menurut Forbes, Departemen Kehakiman AS dan beberapa negara bagian secara khusus menuduh Google membuat perjanjian eksklusif dengan perusahaan teknologi yang mengharuskan Google sebagai mesin pencari default pada ponsel dan komputer yang diduga menciptakan pasar yang anti persaingan dan eksklusif.
Mehta sekarang sedang menentukan tindakan apa yang dapat diambil Google untuk memperbaiki dugaan pelanggaran antimonopoli karena perusahaan berencana untuk mengajukan banding atas putusan bulan Agustus. Perubahan yang diminta dari Google akan dibahas pada April menjelang putusan akhir pada Agustus 2025.
THE VERGE | FORBES
Pilihan editor: