Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jangan jadikan digitalisasi pendidikan sebagai kebijakan yang harus diprioritaskan. Digitalisasi hanya akan dapat membantu mencapai tujuan pendidikan kalau diterapkan secara optimal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan itu datang dari Ketua Dewan Pembina Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), Najeela Shihab, dalam sebuah diskusi di Kantor Google Indonesia, Jakarta, Jumat, 29 November 2024. "Apakah digitalisasi pendidikan itu membantu kita untuk mencapai tujuan pendidikan, itu akan sangat tergantung pada bagaimana kita sebetulnya menggunakan teknologi, bagaimana kita sebetulnya melakukan proses digitalisasi ini,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karenanya, Najeela menilai pentingnya menyesuaikan alat, metode, dan prioritas kebijakan pendidikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam rekomendasinya, PSPK mengusulkan lima prioritas kebijakan untuk lima tahun ke depan.
Yang pertama adalah akses berkeadilan ke sekolah berkualitas dan terjangkau. Disebutkannya, digitalisasi dapat mendukung prioritas ini jika diterapkan secara optimal. "Bukan soal digital atau teknologinya, tapi bagaimana kita menggunakan itu secara optimal untuk mencapai prioritas ini,” tutur Najeela.
Prioritas lainnya adalah pembelajaran berkualitas yang berkeadilan, pentingnya pemerataan guru berkualitas, pendidikan vokasi untuk persiapan kerja, serta pemerataan akses dan kualitas pendidikan tinggi. Najeela menekankan bahwa kebijakan digitalisasi pendidikan harus direncanakan dan diimplementasikan dengan baik untuk semua prioritas itu, tanpa menganggap teknologi sebagai tujuan akhir.
“Jadi teknologi bukanlah tujuan yang harus dicapai, tapi adalah driver, tools, yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tersebut,” ucapnya.
Najeela berharap kebijakan digitalisasi pendidikan dapat dirancang dengan pendekatan yang terencana dan kontekstual sehingga dampaknya terasa nyata di berbagai aspek pendidikan. “Mudah-mudahan bisa jadi contoh, bisa jadi umpan balik sehingga pada akhirnya bisa memberi dampak,“ kata dia.
Dalam kesempatan yang sama, PSPK mengungkap hasil penelitian pemanfaatan Chromebook dan akun belajar.id dalam pembelajaran di tingkat SD dan SMP di Kota Madiun, Jawa Timur. Hasilnya, organisasi non profit itu menunjukkan bahwa penyediaan infrastruktur digital dan pengembangan kapasitas yang disediakan oleh Pemerintah Kota Madiun menjadi landasan penting bagi pembelajaran berbasis teknologi.
Penelitian itu mencatat beberapa capaian Kota Madiun, seperti, pengadaan 9.400 Chromebook untuk siswa dan guru, lebih dari 3.000 titik Wi-Fi yang tersebar di seluruh kota, dan pencapaian Rekor MURI 2023 atas pengadaan Chromebook terbanyak. Diungkap pula hasiln Teori Perubahan (Theory of Change/TOC) yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi daerah lain dalam mengadopsi digitalisasi pendidikan.
"TOC ini bersandar pada prinsip bahwa setiap daerah dapat melakukan transformasi digital dengan tahapan yang berbeda sesuai kesiapan dan kondisi masing-masing," kata peneliti sekaligus Lead Lingkar Studi Pendidikan PSPK, Stephen Pratama.