Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua telepon seluler dalam satu tangan, kenapa tidak. Selama ini, Arif Budiman selalu menenteng dua ponsel. Telepon pertama dengan nomor operator berbasis jaringan Global System for Mobile Communications (GSM). Nomor kedua berbasis jaringan Code Division Multiple Access (CDMA). Sejak dua pekan lalu, kebiasaan mengan-tongi dua ponsel itu berhenti. ”Sekarang saya cukup membawa satu,” kata karyawan di salah satu rumah produksi acara kuis televisi ini di Jakarta.
Dengan satu pesawat telepon, bukan berarti Arif ”mematikan” salah satu nomor atau memakainya secara bergantian. Manajer humas berusia 31 tahun ini tetap bisa menerima dan melakukan panggilan lewat nomor operator GSM dan CDMA.
Praktis. Begitulah kecap yang dijual para produsen telepon dengan jaringan ganda itu. ”Kenapa harus bawa dua ponsel kalau cukup satu saja?” kata Agus Sugiharto, Manajer Marketing Samsung Indonesia.
Agus mengatakan pertumbuhan pasar CDMA yang meningkat dalam tiga tahun terakhir menjadi alasan bagi Samsung untuk meluncurkan telepon jenis ini. Menurut Agus, pemakai jaringan CDMA meningkat dua persen: 15 persen dari semua pengguna tele-pon seluler pada 2004 menjadi 17 persen pada pengujung 2006.
Peningkatan itu sebagian besar justru terjadi karena para pengguna GSM berinisiatif memiliki nomor CDMA tanpa meninggalkan GSM-nya. ”CDMA murah, tapi saya masih memerlukan nomor GSM karena nomor saya sudah telanjur menyebar,” kata Wildan Hakim, manajer pemasaran perusahaan furnitur di Bogor.
Samsung pun menjadi perusahaan besar pertama yang meluncurkan telepon seluler jenis ini, dua pekan lalu. Samsung memperkenalkan seri SCH W-579 yang dirancang bisa ”on” dengan dua kartu sekaligus. Sebelumnya, sejak pengujung 2006, telepon jenis ini didominasi merek-merek yang kurang populer, seperti Konka dan Coolpad. Keduanya berasal dari Cina.
Dengan sistem dual itu, telepon seluler jenis ini memberikan pengalaman baru bagi penggunanya. Ini dimulai saat telepon diaktifkan. Layar telepon memberikan pilihan kepada pemakai untuk menentukan kartu mana yang diaktifkan, atau diaktifkan keduanya.
Jika kedua kartu aktif, harus dipilih kartu mana yang utama. Kalau misalnya GSM yang Anda pilih, semua panggilan telepon dan pengiriman pesan akan dilakukan melalui nomor itu. Tapi, sebelum menelepon atau mengirim pesan, pemakai bisa beralih ke kartu CDMA dengan memilih menu yang tertera pada layar telepon.
Telepon dengan dua kartu sebenarnya sudah dikembangkan sejak tiga tahun lalu. Hanya, ketika itu belum ada teknologi yang membuat kedua kartu aktif secara bersamaan. Awal 2005, Motorola menjadi produsen pertama yang resmi memasarkan telepon dual slot (dua tempat kartu) di Indonesia. Tapi produk ini dianggap gagal karena kurang diminati konsumen—bukan hanya karena jaringan CDMA masih terbatas. ”Tidak praktis karena cuma satu yang bisa aktif. Lebih baik saya bawa dua handphone,” kata Arif.
Toh, peluncuran telepon dual terbaru tak lantas membuat para pemilik dua kartu mengganti telepon seluler mereka. Harga yang relatif mahal, sekitar Rp 5 juta untuk Samsung dan empat jutaan untuk produk buatan Cina, membuat orang wait and see. ”Sebab, umumnya orang memiliki dua nomor itu justru karena ingin lebih hemat,” kata pemerhati gadget, Sacha J. van Diest.
Lelaki keturunan Belanda ini juga menyoroti kelemahan telepon dual tersebut, yaitu menguras daya baterai lebih besar. Meskipun pesawat teleponnya satu, baterai harus menyuplai tenaga untuk dua radio frekuensi alias sinyal. Ini sama saja dengan satu baterai yang harus menyuplai dua telepon. Tentu ini menjadi masalah, ”Karena, jika baterai habis, kedua kartu otomatis tak bisa digunakan.”
Toh, Agus menyatakan bahwa kekhawatiran itu sudah diantisipasi oleh perusahaannya. Ia mengklaim telepon seluler Samsung tak akan seboros seperti diungkap Sacha, karena sirkuit komponen utamanya (chipset) dirancang hemat energi.
Untuk ketahanan daya itu, kata dia, Samsung memesan chipset buatan Qualcomm, perusahaan Amerika Serikat yang pertama kali mengembangkan komponen sirkuit CDMA. Namun, dengan keyakinan itu, tetap saja Samsung melengkapi telepon selulernya dengan baterai cadangan.
Adek Media
Karakter Telepon Dual
Tarif pulsa yang relatif lebih murah membuat pengguna telepon melirik CDMA. Tapi nomor GSM tak bisa ditinggalkan begitu saja.
Dengan telepon dual, pemilik dua kartu tak perlu lagi membawa dua telepon seluler. Inilah karakteristik telepon dual:
- Ketika telepon dihidupkan, mun-cul pilihan di layar untuk menentukan kartu mana yang diaktif-kan, atau diaktifkan keduanya.
- Jika kedua kartu aktif, harus dipilih kartu mana yang utama.
- Kartu utama otomatis akan menjadi media pengiriman pesan dan panggilan.
- Sebelum menelepon atau mengirim pesan, pemakai bisa beralih ke kartu CDMA dengan memilih menu yang tertera pada layar telepon.
- Saat standby, kedua jaringan dalam posisi ”on”. Jika ada panggilan masuk ke kedua jaringan tersebut, akan ada pilihan dan kita diminta memutuskan mana yang akan kita jawab. Adapun panggilan pada kartu lainnya bernasib sama seper-ti kita tidak mengangkat telepon.
- Ketika on line (dalam percakapan) di satu jaringan dan ada panggilan masuk di jaringan yang lain, akan ada call waiting. Call hold tidak bisa dilakukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo