Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

FBI Akui Gunakan Sebatas Tes Spyware Pegasus Israel

FBI juga disebutkan melakukan diskusi-diskusi tentang legalitas versi Pegasus yang bisa digunakan di Amerika, yang disebut Phantom.

5 Februari 2022 | 23.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Spyware pegasus. Thequint.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - FBI telah mengkonfirmasi mengantongi izin untuk menggunakan spyware Pegasus dari NSO Group, Israel, dan menguji kemampuan perangkat lunak itu. Biro Investigasi Federal Amerika Serikat itu mengaku kalau software yang mampu secara diam-diam menginfeksi ponsel dan mengakses kamera dan mikrofon-nya, daftar kontak, pesan, dan banyak fitur lainnya itu tidak pernah untuk mendukung investigasi yang dilakukannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FBI bersikukuh meski laporan yang ada menyatakan setidaknya dilakukan pembahasan-pembahasan internal di FBI dan Departemen Kehakiman tentang bagaimana kemungkinan menggunakan spyware itu. Laporan konfirmasi dari FBI di antaranya dimuat The Washington Post pada Rabu 2 Februari 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konfirmasi diberikan setelah ramai pemberitaan detail tentang hubungan FBI dengan NSO. Tak hanya mengetes spyware itu pada ponsel-ponsel yang menggunakan kartu SIM asing, tapi FBI juga disebutkan melakukan diskusi-diskusi tentang legalitas versi Pegasus yang bisa digunakan di Amerika, yang disebut Phantom.

NSO Group memang telah berulang kali menyatakan kalau Pegasus tidak bisa digunakan pada ponsel nomor Amerika Serikat dengan kode area +1, dan hanya dimungkinkan untuk digunakan di negara-negara di luar AS. Pernyataan itu menjadi pertanyaan besar jika Phantom hanyalah nama lain untuk Pegasus di Amerika.

FBI mengaku telah memutuskan tidak akan menggunakan Pegasus untuk investigasi kasus domestik maupun internasional. Namun FBI tidak menyediakan jawaban untuk tudingan kalau pihaknya membayar $5 juta kepada NSO dan pada satu bagian memperbarui kontrak Pegasus.

FBI hanya mengulangi pernyataannya kalau akan, "secara rutin mengidentifikasi, evaluasi, serta menguji problem dan solusi teknis (Pegasus) untuk beragam alasan, termasuk isu-isu operasional dan keamanan yang mungkin terjadi jika sampai berada di tangan yang salah."

Pemberitaan di Amerika menyebut bagaimana Pegasus sedikit banyak telah menjadi bagian dari kebijakan luar negeri Israel. Adapun NSO diriwayatkan sebagai sebuah startup yang fokus kepada agen pendukung perangkat telepon sebelum beralih menjadi perusahaan spyware yang dikeliling dengan kontroversi, gugatan hukum, dan pengaduan penyalahgunaan kekuasaan.

NSO juga telah dimasukkan ke daftar hitam di Amerika dan membuatnya tak bisa menjalin kerja sama bisnis dengan perusahaan teknologi di negara itu. Laporan lain menyebutkan spyware Pegasus--yang penjualannya harus melalui rekomendasi Kementerian Luar Negeri Israel--terhubung dengan sejumlah kasus di berbagai negara.

Sebut saja kasus pembunuhan jurnalis di Arab Saudi Jamal Khashoggi, peretasan sejumlah ponsel staf di Kementerian Luar Negeri AS yang bekerja di maupun untuk urusan Uganda, dan penyadapan yang dialami sejumlah anggota partai politik oposisi di Polandia.

Apple dan juga WhatsApp telah menggugat NSO karena menumbuhkan spyware di software mereka. Terbaru, pimpinan NSO, Asher Levi, telah mundur pada bulan lalu di tengah tudingan kalau Pegasus telah digunakan pula oleh Kepolisian Israel di dalam negerinya.

THE VERGE


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus