Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, California - Google menghapus 300 aplikasi Google dari Play Store yang dianggap sebagai pintu masuk hacker dalam serangan Distributed Denial of Service (DDOS). Tindakan ini dilakukan setelah banyak analis keamanan digital melaporkan ratusan aplikasi yang menyamar sebagai aplikasi yang tidak berbahaya.
Dalam keterangan resminya, Google menyatakan ratusan aplikasi tersebut menyamar sebagai pemutar video, nada dering, dan fungsi lain. Serangan DDOS ini merupakan serangan yang membanjiri perangkat dengan paket dalam jumlah besar. Tujuannya agar perangkat tidak bisa diakses.
Google menyebut sedang memproses penghapusan dari semua perangkat yang terinfeksi, seperti dilansir laman berita Gizmodo, Rabu, 30 Agustus 2017. Serangan ini diduga aktif di 100 negara.
Baca: AS Tangkap Hacker Cina Tersangka Pembobol Jutaan Data Pegawai
Salah satu botnet pengatur serangan, WireX, ditemukan analis keamanan saat mencoba menyerang salah satu klien Akamai, awal bulan ini. Akamai, perusahaan vendor penyedia jaringan, langsung menghubungi perusahaan keamanan teknologi, seperti Google, Flashpoint, Cloudfare, Oracle Dyn, RiskIQ, dan Team Cymru, untuk mengantisipasi serangan tersebut.
Untuk menyamar, ratusan aplikasi tersebut membujuk para pengguna perangkat Android. Ratusan aplikasi itu juga disematkan aplikasi berukuran kecil lainnya. Namun, ketika dipasang, malware akan menyerang perangkat. Dalam serangan di jaringan Akamai, malware ini secara serentak bekerja di 130 ribu IP.
Baca: Kristen Stewart Jadi Korban Hacker, Foto Telanjangnya Tersebar
Simak perkembangan serangan hacker ini hanya di kanal Tekno Tempo.co.
GIZMODO | AMRI MAHBUB
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini