Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Harga iPhone Bisa Tembus Rp 59 Juta Jika Diproduksi di AS

Rencana memproduksi iPhone sepenuhnya di AS diperkirakan akan menaikkan harga jual perangkat tersebut secara signifikan.

22 April 2025 | 15.27 WIB

iPhone 16. Dok. Apple Indonesia
Perbesar
iPhone 16. Dok. Apple Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rencana memproduksi iPhone sepenuhnya di Amerika Serikat diperkirakan akan menaikkan harga jual perangkat tersebut secara signifikan. Menurut Dan Ives, kepala riset teknologi di Wedbush Securities, iPhone buatan AS dapat dibanderol sekitar US$ 3.500, atau sekitar Rp59 juta dengan kurs hari ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kalkulasi soal harga ini berkaitan dengan upaya Presiden Amerika Donald Trump yang terus mendorong Apple memproduksi iPhone-nya di dalam negeri, dengan memasang tarif impor tinggi atas produk asal Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CEO Apple Tim Cook pernah menjelaskan bahwa alasan utama perusahaan memproduksi di Cina bukan karena biaya tenaga kerja yang rendah, melainkan karena keterampilan dan jumlah tenaga kerja terampil yang tersedia di satu lokasi. 

“Anggapan umum adalah bahwa perusahaan pergi ke Cina karena biaya tenaga kerja yang rendah, tapi kenyataannya, Cina sudah berhenti menjadi negara dengan biaya tenaga kerja rendah sejak bertahun-tahun lalu. Itu bukan alasan kami ke Cina. Alasannya adalah karena keterampilan dan jumlah keterampilan di satu lokasi, serta jenis keterampilan tersebut,” ujar Cook pada 2017 silam, dikutip dari laporan Mashable, Selasa, 22 April 2025.

Produksi iPhone di AS juga akan menghadapi tantangan besar dalam hal logistik dan skala jika diproduksi di AS. Selama ini Apple mengandalkan ratusan pemasok dari berbagai negara untuk memenuhi kebutuhan komponen. Jika proses manufaktur dipusatkan di AS, maka biaya pengiriman komponen serta bea masuk yang dikenakan pada suku cadang impor akan menambah ongkos produksi secara signifikan.

Meskipun Apple telah mengumumkan investasi besar-besaran di AS, termasuk pembangunan pabrik di Houston, Texas, fasilitas tersebut dijadwalkan mulai beroperasi pada 2026 dan difokuskan untuk memproduksi server, bukan iPhone. Hal ini menunjukkan bahwa transisi ke produksi domestik akan menjadi proses yang panjang dan bertahap.

Willy Shih, Profesor di Harvard Business School, menyatakan bahwa produksi iPhone di AS mungkin dilakukan di masa depan, namun hanya jika perakitan dapat diotomatisasi sepenuhnya. “Tapi hanya ketika kita telah mencapai tingkat integrasi elektronik yang jauh lebih tinggi, sehingga perakitan ponsel dapat diotomatisasi sepenuhnya atau hampir sepenuhnya,” kata Shih. Ia menambahkan bahwa komponen bernilai tinggi tetap harus diimpor.

Sebelumnya, Apple pernah memproduksi Mac Pro di Texas pada 2019, namun menghadapi kendala dalam memproduksi sekrup khusus untuk perangkat tersebut. Volume produksi Mac Pro jauh lebih kecil dibandingkan iPhone, namun tetap menunjukkan ada tantangan dalam produksinya secara domestik.

Dengan volume pengiriman iPhone mencapai sekitar 225,9 juta unit pada 2024, memindahkan produksi ke AS akan menjadi tantangan besar. Selain biaya yang lebih tinggi, ketersediaan tenaga kerja dan pasokan komponen juga menjadi pertimbangan utama.

Saat ini, Apple diperkirakan akan tetap memproduksi iPhone di luar negeri, dengan kemungkinan meningkatkan produksi di negara-negara seperti India. Harga jual iPhone mungkin akan sedikit naik, tergantung pada hasil negosiasi tarif yang sedang berlangsung.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus