Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Komunikasi TikTok Indonesia Anggini Setiawan menjelaskan alasan penangguhan (take down) sejumlah konten yang diunggah oleh pengguna. Ia juga menyebut langkah yang harus dilakukan saat konten tersebut ditangguhkan dari platform TikTok.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau konten di-take down (dihapus), jangan langsung panik dan langsung dihapus karena TikTok menyadari ini sebagai platform bisa salah," kata Anggini saat ditemui dalam acara pertemuan media di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 7 November 2024, seperti dikutip dari Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, pihaknya menyediakan fitur banding, namun tidak akan bisa diproses jika video telah terhapus. TikTok menggunakan sistem moderasi konten dengan bantuan AI (kecerdasan buatan) untuk memantau mana konten yang tidak melanggar panduan komunitas TikTok, mana konten yang harus ditangguhkan.
Dalam kebijakan penggunaan TikTok, platform tersebut telah membagikan peraturan yang harus dipatuhi oleh pengguna, salah satunya dilarang memuat konten pornografi, SARA, ujaran kebencian, dan tendensi negatif lainnya. "Cukup berat ya kalau mau memoderasi konten, jadi kita menggunakan bantuan mesin yang dilatih untuk melihat visual, gestur, audio," ujarnya.
Di beberapa kasus, penggunaan mesin atau AI itu terkadang menangguhkan konten-konten yang sebenarnya tidak melanggar peraturan komunitas TikTok. Anggini menyebut beberapa kesalahan dalam penangguhan konten bisa saja terjadi, sehingga pengguna diharapkan dapat memanfaatkan fitur banding jika merasa konten mereka aman dan tidak melanggar ketentuan.
"Tapi mesin tidak bisa berpikir dan menangkap konteks atau narasi, itu belum tentu benar-benar dilihat langsung (oleh) TikTok," katanya. Penangguhan konten video akan berbeda antara satu pengguna dan pengguna lainnya. Setelah AI melakukan penangguhan konten, TikTok akan menyaring kembali konten tersebut (selama pengguna meminta banding dan tidak menghapus kontem videonya).
Setelah itu, TikTok akan menilai apakah konten yang ditangguhkan tersebut murni kesalahan dari AI atau benar-benar perlu untuk ditangguhkan. Jika konten yang ditangguhkan merupakan kesalahan dari AI, TikTok akan menaikkan kembali konten tersebut. "Kalau kami yang ternyata salah membacanya, maka kontennya akan naik kembali," ucapnya.
ANTARA