Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anak itu bertanya, ”Pak, apa arti kata sportif?” Yang bertanya Gina Aurilia Diya Minandar. Pelajar kelas IV SD Negeri 31 Selag Alas, Mataram, ini sedang mengerjakan pekerjaan rumah bahasa Indonesia. Sang ayah, Heru Minandar, kelabakan. Karyawan bidang teknologi informasi ini tak mempunyai pegangan untuk menjawab pertanyaan sang anak. Tak satu pun kamus bahasa Indonesia tersedia di rumahnya.
Heru lalu mencoba mengakses Internet. Jelajah sana-sini, termasuk ke Pusat Bahasa, hasilnya nihil. Kamus online hanya menyediakan terjemahan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya seperti Belanda, Jepang, dan Arab.
Ada juga kamus lokal seperti bahasa Jawa, Sunda, Bali, atau Aceh. Manajer IT Cakrawala Multi Media ini tak menemukan kamus bahasa Indonesia dalam Internet. Heru akhirnya mereka-reka sendiri jawaban untuk anaknya. ”Dari pengalaman itu, muncul gagasan membuat kamus elektronik,” ujar sarjana teknik sipil Universitas Udayana ini pekan lalu.
Heru membeli dua kamus di emperan toko di seputaran Kota Mataram untuk mewujudkan gagasannya itu. Satu Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Gitamedia Press oleh Tim Prima Pena, lainnya Kamus Kecil Bahasa Indonesia keluaran Arkola. Awalnya dia membuat kamus dengan alamat kbbi.lombokhost.com. Heru baru memasukkan 180 lema dalam situs itu.
Kamus buatan Heru ini mendapat sambutan pengunjung Internet. Dia akhirnya memindahkan kamus dengan alamat sendiri, yakni kbbi.web.id sejak Desember lalu. Inilah kamus bahasa Indonesia pertama di Internet. Heru merogoh kocek sekitar Rp 1 juta untuk membayar domain, hosting, dan fasilitas lainnya.
Heru mengerjakan proyeknya ini sebelum dan sesudah ngantor di rumahnya. Di gang buntu di Selag Alas, Kota Mataram, Heru memasukkan setiap kata dalam laptopnya. Dia menggunakan desain web dari joomla.com. Bahasa pemrogramannya adalah Hypertext Preprocessor (PHP) yang umum digunakan webmaster. Adapun database-nya menggunakan peranti lunak MySQL. ”Memasukkan datanya sesempatnya saja,” ucap Heru.
Tak hanya berisi kamus istilah, kbbi.web.id juga memuat daftar singkatan, peribahasa Indonesia, pedoman ejaan bahasa Indonesia, apresiasi bahasa dan sastra, hingga tanya-jawab arti kata. Ia juga menerima sumbangan dari Onno W. Purbo untuk kamus teknologi informasi.
Menurut Heru, situs kbbi ini hanya mendapat jatah ruang 200 megabita. Masih jauh dari kapasitas pembuatan kamus online ideal yang mencapai 20 gigabita. Untuk memasukkan 800 lema saja dibutuhkan ruang sekitar 50 megabita. Jadinya, Heru tak terburu-buru memasukkan data sebanyak-banyaknya, termasuk menggunakan file audio.
Hingga pekan lalu, ada 785 lema di situs kbbi.web.id. Semua orang bisa menyumbangkan isi kamus setelah melalui tahap pendaftaran. Nantinya setiap pendaftar bisa menjadi penyunting atas persetujuan administrator. Mekanisme ini diharapkan bisa mengurangi vandalisme dalam kbbi.web.id. Saat ini ada 421 pendaftar dalam situs kbbi.web.id.
Kemunculan kbbi.web.id ini mengundang banyak respons pengaksesnya. Ada yang menelepon langsung atau menghubungi Heru melalui surat elektronik. Mereka berlatar belakang pelajar, guru agama, mahasiswa teknik kimia, hingga mahasiswa pascasarjana. ”Menyenangkan. Mau tak mau, banyak membaca lagi dan belajar,” ucapnya.
Agar lebih interaktif, Heru membuat kamus elektronik melalui kerja sama dengan pengelola wiki. Ia memasukkan kamusnya dengan alamat wiki.kbbi.or.id. Namanya Wikinesia. Saat ini ada 446 halaman dalam Wikinesia yang berbasis data. Dengan situs ini semua orang dapat langsung memberikan kontribusi dengan menambahkan, menyunting, atau mendiskusikan isi kamus ini.
Menurut Heru, situsnya telah mendapat dukungan dari Hasan Alwi, mantan Kepala Pusat Bahasa. Kbbi.web.id juga mencantumkan daftar kepustakaan, termasuk dokumen asli dalam bentuk file Excel. Dokumen ini merupakan sumbangan dari salah seorang anggota kelompok kerja Penyusunan KBBI terbitan Balai Pustaka, edisi terbitan berikutnya, Oktober 2008.
Pakar teknologi informasi Onno W. Purbo mengatakan bahwa kbbi.web.id harus dikembangkan dengan berbasis partisipasi masyarakat. Menurut Onno, situs yang dikembangkan secara individu sulit bertahan lama. Kalau sudah mempunyai partisipan, sponsor akan datang dengan sendirinya.
Onno mengatakan, kamus teknologi informasi yang ia sumbangkan sudah mendapat restu dari Pusat Bahasa. Ia pun mewanti-wanti pengelola kamus online menjaga etika dengan tak melanggar hak cipta. ”Memang tujuannya bagus dan tak komersial. Tapi tetap harus menjaga etika,” ujarnya.
Meski tak komersial, munculnya kamus besar online itu tetap mendapat sorotan dari kepala Pusat Bahasa, Dendy Sugono. Menurut Dendy, kbbi.web.id telah menyalahi aturan karena tak meminta izin Pusat Bahasa sebagai pemilik hak cipta Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Dendy mengatakan belum pernah berhubungan dengan pengelola kbbi.web.id. Pusat Bahasa akan meneliti lebih lanjut isi situs kamus besar ini. Kalaupun isinya tak mengutip KBBI terbitan Balai Pustaka, ”Dari judulnya saja sudah pembajakan,” tuturnya.
Menurut Dendy, Pusat Bahasa sudah mempersiapkan kamus online selama lima tahun. Kamus elektronik ini akan meluncur pada 4 Februari nanti melalui program Jejaring Pendidikan Nasional. Kamus yang ditayangkan adalah edisi ketiga. Rencananya, kamus online ini akan diperbarui pada saat peluncuran kamus edisi keempat pada Oktober nanti.
Kamus ini bisa diakses cuma-cuma. Pengunjung bisa melakukan interaksi melalui forum khusus atau sekadar memberikan saran. Ada pula fitur lain seperti tesaurus, ensiklopedia sastra, atau glosarium. Tapi fitur ini menggunakan kata sandi yang harus dibeli.
Meski dinilai ilegal, kbbi.web.id menjadi angin segar buat sebagian orang. Luki Burhansyah, mahasiswa Program Magister Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, memiliki pendapat tentang proyek Heru ini. Menurut Luki, kamus selalu menjadi rujukan dalam pembuatan skripsi, tesis, ataupun disertasi, termasuk dalam era Internet sekarang. ”Situs ini sudah dinanti jutaan orang,” kata Luki.
Yandi M.R., Supriyantho Khafid (Mataram)
Dari Aceh hingga Belanda
Internet menyediakan berbagai pilihan dalam mencari padanan kata. Ada beragam kamus berdasarkan tema seperti ekonomi, teknologi informasi, hingga fisika. Internet juga menyediakan puluhan tempat menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa lain. Berikut sejumlah kamus bahasa yang bisa diakses gratis:
Bahasa Indonesia:
Bahasa Daerah ke Bahasa Indonesia (dan sebaliknya)
Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia (dan sebaliknya)
Bahasa Asing Lain ke Bahasa Inggris (dan sebaliknya)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo