Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INILAH potret seorang suporter sepak bola yang fanatik. Ajang, 42 tahun, suatu hari bergegas menutup bengkelnya di Kali Pasir, Cikini, Jakarta Pusat. Ia menyerahkan kunci rumah kepada dua anaknya sambil berpesan agar menjaga rumah dengan baik sementara warung tetap buka. Dua anak yang ditinggalkannya sempat merengut. Mereka kepingin ikut, tapi tak mungkin. Kalau mereka ikut, siapa yang menjaga warung? ”Tak ada pemasukan dong,” begitu pesan Ajang pada anak-anak perempuannya itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo