Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sangat menyenangkan jika hidup di Indonesia tapi bergaji dolar. Rezeki nomplok inilah yang didapat Le Vady Sinarta, programer komputer yang berkantor di sebuah perusahaan online lokal di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan. Senin pekan lalu, atasannya menyatakan perusahaan tempatnya bekerja, Koprol.com, sudah resmi diambil alih raksasa online dunia, Yahoo!. Semua karyawan yang hanya 11 orang itu pun menjadi karyawan Yahoo!.
Sehari setelah pemberitahuan yang mengejutkan itu, Le Vady, lulusan Universitas Bina Nusantara, menandatangani kontrak. Dia diberi tahu soal pendapatannya setelah menjadi karyawan Yahoo!. ”Benefitnya sangat banyak,” kata Le Vady girang. ”Gajinya standar Singapura.”
Berita akuisisi ini menyebar cepat. Sebagian juga bertanya: apa itu Koprol? Dengan pengguna yang sebelum akuisisi hanya sekitar 70 ribu, Koprol memang belum terlalu top. Namun, sebagai media sosial Internet, Koprol bisa dibandingkan dengan Facebook.
Bedanya begini: misalnya kita ingin tahu kabar seorang teman, kita bisa membuka ”dinding” Facebook teman kita itu. Tapi bagaimana jika kita ingin mengetahui kabar terbaru di tempat kita akan pergi? Misalnya Taman Ismail Marzuki. Dengan Koprol, hal ini teratasi. Tinggal masukkan kata ”Taman Ismail Marzuki”, nanti segala macam kabar tentang tempat tersebut, dari Novia Kolopaking sedang bernyanyi sampai pujian untuk mi Italia, ada di situ.
Saat Koprol mulai dibuat, tidak ada yang membayangkan raksasa dunia seperti Yahoo! bakal mengakuisisinya. Semula ini hanya proyek iseng, berawal dari perusahaan pembuatan peranti lunak SkyEight Indonesia, yang berdiri pada 2004. SkyEight mencoba membuat proyek lain: sebuah situs sosial berbasis lokasi yang kemudian diberi nama Koprol.
Konsep situs sosial seperti ini sudah mulai muncul, seperti Foursquare.com. ”Di Amerika Serikat sudah ada beberapa, tapi belum ada ’pemenangnya’,” kata Satya Witoelar, kepala kreatif sekaligus—bersama Fajar Budiprasetyo dan Daniel Armanto—pendiri Koprol.
Situs ini mulai diperkenalkan pada Februari 2009 dan terus disempurnakan. Hanya dalam hitungan bulan, mereka mulai bekerja sama dengan Yahoo!. Pengguna Yahoo! bisa menggunakan kata kunci untuk masuk ke Koprol.
Setelah kerja sama ringan itu, Yahoo! mulai serius mendekati Koprol. Yahoo! memang sering mengakuisisi perusahaan online, terutama yang masih baru tapi berprospek cerah. Perusahaan itu ada yang terus melaju seperti Flickr, ada pula yang kemudian mati seperti Geocities. Untuk memastikan Koprol layak diakuisisi, Yahoo! terus mengirim para eksekutifnya ke Gandaria.
Ada beberapa kriteria memilih perusahaan ini. Yang penting, kata Michael Smith Jr., Developer Network Yahoo!, ”Memiliki produk menarik dan orang-orang yang cool.” Maksud cool itu bukan sekadar keren, tapi juga rendah hati, tidak terlalu agresif atau terlalu percaya diri. Smith waswas, jika terlalu agresif, perusahaan akan sulit maju.
Selain dari Yahoo!, Koprol mendapat sekitar 10 tawaran akuisisi. ”Sebagian besar dari luar negeri,” kata Satya, meski dia tidak bersedia menyebut nama-nama peminangnya. Tapi mereka memutuskan bergabung dengan Yahoo! karena tidak perlu memperkenalkan diri. ”Yahoo! kita sudah tahu,” kata Satya.
Begitu bergabung dengan Yahoo!, Koprol mulai merasakan faedahnya. Data segera dipindah ke server Yahoo! dengan kapasitas 10 kali lipat dari sebelumnya. Jumlah anggota staf juga ditambah dua kali lipat tahun ini. ”Mungkin ditambah 10,” kata Satya. Kantor pun mesti pindah agar tidak berdesakan. Saat ini mereka menempati lantai teratas sebuah rumah toko yang bersebelahan dengan kuburan di kawasan Gandaria. Untuk masuk ke kantor Koprol, orang mesti mendaki tangga tiga lantai di lorong sempit. Kalau sudah pindah, kata Satya, ”Kita tidak perlu lagi naik tangga.”
Nur Khoiri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo