Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hawa dingin yang menusuk kulit berangsur menghilang diterpa kilau matahari. Pukul enam pagi Selasa pekan lalu, di atas lembah Suryakenca-na, langit cerah. Hanya tampak kabut tipis yang sesekali melintas hingga menyentuh rumput, lalu lenyap ditelan cahaya. Butir-butir embun yang tersisa di pucuk-pucuk edelweis memantulkan sinar keperakan, di padang sepi yang luasnya melebihi lima puluh lapangan sepak bola itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo