Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Lain Lubuk, Lain Pengaksesnya

Riset menunjukkan jumlah wanita Amerika Serikat yang mengakses internet lebih banyak dibandingkan dengan pria. Di Indonesia, survei membuktikan sebaliknya.

20 Agustus 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

WANITA ternyata tak menari di gendang yang sama dengan pria di internet. Hasil riset yang diumumkan pertengahan Agustus lalu membuktikan hal itu. Menurut penelitian biro survei terkemuka di Amerika, Media Metrix dan Jupiter Communications, untuk pertama kalinya, jumlah wanita Amerika Serikat yang mengakses jagat maya melampaui pria.

"Wanita bukan lagi kaum minoritas di internet," kata Anya Sacharow, analis dari Media Metrix/Jupiter Communications, seperti dikutip USA Today. Hasil itu didapat dari survei sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, yang melibatkan 55 ribu responden.

Persentase kaum hawa yang mengakses internet mencapai 50,4 persen, selisih tipis memang dibandingkan dengan pria (49,6 persen). Namun, angka pertumbuhan wanita pemakai internet mencapai 34,9 persen. Ini berarti lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pengguna jagat maya itu sendiri, yang cuma 22,4 persen.

Jumlah remaja putri berusia 12-17 tahun yang berselancar di jagat maya juga naik 126 persen alias lima kali lebih cepat daripada pertumbuhan seluruh populasi di internet. Sedangkan wanita berusia 55 tahun yang menyusuri jejaring global melonjak 110 persen. Adapun pengguna internet di Amerika, menurut Media Metrix, 75,7 juta orang.

Hasil penelitian menunjukkan adanya lonjakan pemakai internet wanita dari semua kelompok umur, kecuali pada usia 18-24 tahun, yang justru sedikit turun dibandingkan dengan tahun lalu. Wanita di kelompok umur mahasiswa seperti mereka ini tampaknya lebih tertarik pada kegiatan sosial dan bisnis secara langsung (offline). Selain untuk urusan akademik dan belanja, media internet (online) dipandang tak bisa menggantikan kehidupan nyata mereka.

Pertumbuhan paling mencolok terjadi pada kelompok remaja perempuan. Jumlah gadis pengakses internet berusia 12-17 tahun yang melonjak itu diduga dipengaruhi oleh popularitas situs khusus remaja seperti Gurl.com dan Kibu.com.

Sementara remaja putri memakai internet untuk alasan sosial, wanita dewasa menggunakannya demi hal-hal praktis. Mereka berselancar ke samudra maya untuk mencari informasi kesehatan, perawatan anak, liburan, serta perencanaan keuangan.

Dari riset itu terlihat bahwa secara umum pria dan wanita punya sudut pandang berbeda dalam melihat jagat digital. Kaum hawa menggunakannya benar-benar untuk mengisi waktu. Bagi mereka, internet benar-benar merupakan sarana pendukung produktivitas. Perempuan menginginkan situs yang membuat mereka punya ikatan emosional. Kaum pria, sebaliknya, cenderung lebih suka mengambil (download) dokumen, menjadikan teknologi sebagai teknologi itu sendiri. "Mereka cenderung menghabiskan waktu untuk bermain-main," ujar Sacharow.

Jajak pendapat itu juga memperlihatkan ada beberapa situs belanja—menyajikan informasi tentang pelbagai jenis barang, dari obat-obatan sampai makanan anjing—yang kebanjiran pengunjung wanita.

Meskipun sepertinya tidak mempengaruhi apa pun, secara psikologis, hasil riset itu ibarat bom kejutan, kata Keith Regan, kolumnis tetap E-commerce Times. Ia juga memperkirakan lonjakan jumlah wanita pengakses internet dipengaruhi oleh strategi jitu para pengecer online (e-tailer). Mereka tahu betul bahwa kaum hawa punya daya beli (buying power) yang luar biasa besar dalam mempengaruhi orang lain, baik secara langsung maupun tidak. Menurut situs jual-beli Autobytel.com, wanita mempengaruhi 85 persen dari semua keputusan membeli mobil.

Di Indonesia, hasil penelitian AC Nielsen menunjukkan sebaliknya. Statistik biro riset itu memperlihatkan, dari 1 sampai 1,5 juta pengakses di Indonesia, 59 persennya berjenis kelamin pria dan 41 persen wanita. Jumlah pengarung internet itu cuma tiga persen dari populasi remaja dan orang dewasa di kota-kota besar.

Berbeda dengan penelitian Media Metrix, jumlah kaum hawa dari kelompok umur 15-24 tahun yang mengakses internet justru mencapai 45 persen, lebih banyak ketimbang golongan usia lain.

Sayang, AC Nielsen, yang menyigi pemakaian internet tersebut sepanjang tahun lalu, tidak menunjukkan ke situs mana mereka berkunjung. Riset hanya memperlihatkan bahwa tujuan 39 persen pengakses internet adalah situs berita online.

Kenyataan ini kemungkinan besar didorong oleh kebutuhan para netter terhadap informasi "terkini" yang berubah begitu cepat, sekaligus menegaskan latar belakang maraknya situs berita di Tanah Air.

Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus