Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Saat ini baru sekitar 13 persen UMKM yang sudah masuk ke pasar online.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menginginkan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia dapat mempercepat upaya transformasi digital melalui pasar online.
Untuk itu, diluncurkanlah pelatihan digital marketing melalui program Kakak Asuh UMKM (KAU).
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menginginkan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia dapat mempercepat upaya transformasi digital melalui pasar online. Untuk itu, diluncurkan pelatihan digital marketing melalui program Kakak Asuh UMKM (KAU).
Program ini diwujudkan melalui penandatanganan komitmen bersama antara Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi Arif Rahman Hakim, Direktur Utama LLP KUKM (SMESCO Indonesia) Leonard Theosabrata, dan Chief Marketing Officer Lazada Indonesia Monika Rudijono, di Jakarta, Senin lalu.
Melalui KAU, Kementerian akan mencetak para ahli digital marketing yang bertindak sebagai kakak asuh. Mereka akan mendampingi para pelaku UMKM dalam memanfaatkan marketplace secara lebih efisien.
Namun, untuk bisa menjadi kakak asuh, harus terlebih dulu terdaftar di platform edukukm.id. Peserta yang terpilih akan mendapat pelatihan online sebagai kakak asuh serta diberi sertifikat. Setelah menjadi kakak asuh, mereka akan mencari pelaku UMKM untuk dibantu melakukan penjualan di marketplace, seperti Lazada.co.id.
“Tantangan UMKM saat ini adalah memaksimalkan pemasaran digital secara online untuk menjangkau pasar yang lebih luas, lebih efektif, dan efisien. Namun saat ini baru sekitar 13 persen UMKM yang sudah masuk ke pasar online,” ujar Arif dalam acara webinar, Senin lalu.
Arif menambahkan, upaya untuk mendorong semakin banyak UMKM masuk ke pasar online tak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, tapi perlu melibatkan semua pihak terkait, seperti Lazada sebagai penyedia marketplace dan komunitas Bolu.id yang menjadi ruang berbagi pengalaman di antara pelaku UMKM. Ia juga menekankan bahwa kerja sama ini bersifat saling menguntungkan tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Direktur Utama SMESCO Indonesia Leonard Theosabrata mengatakan, sebagai lembaga yang terus berupaya membina, memberdayakan, dan meningkatkan kesejahteraan para pelaku UMKM di Indonesia, SMESCO Indonesia berinisiatif membentuk gerakan KAU.
“Ini dalam upaya membantu pelaku UMKM Indonesia dapat bersaing dan mengembangkan bisnisnya secara optimal melalui platform digital,” kata dia.
Leo menambahkan, kerja sama perdana dengan Lazada Indonesia sebagai pelaku bisnis e-commerce diharapkan bisa berjalan baik serta menambah pengetahuan dan pengalaman di kemudian hari. Ia juga berharap program ini nantinya didukung oleh e-commerce lainnya.
Program KAU sejalan dengan program Gerakan Nasional (Gernas) #banggabuatanIndonesia yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 14 Mei lalu. Selain itu, program ini merupakan bagian dari program Bangkitkan Bisnismu yang digagas Lazada Indonesia sejak awal masa pandemi corona.
“Kami sangat optimistis Bangkitkan Bisnismu bisa berkontribusi terhadap Gernas #banggabuatanIndonesia sekaligus mendukung perekonomian negara dan pelaku UMKM. Salah satu inisiatif dalam program ini adalah KAU, yang merupakan kemitraan Lazada dengan SMESCO Indonesia,” ujar Monika.
Ia menambahkan, program KAU merupakan salah satu upaya untuk mendorong pelaku UMKM mengembangkan bisnis mereka di ranah digital melalui e-commerce.
Saat ini, ribuan penjual dan jutaan barang produksi UMKM lokal sudah aktif di kanal Bangga Buatan Indonesia di Lazada. Dalam satu minggu pertama diperkenalkannya kanal khusus #banggabuatanIndonesia ini, lebih dari 750 ribu pengunjung datang dan berbelanja produk lokal di kanal tersebut.
Program KAU tidak hanya menjadi ajang perkenalan dan pemberdayaan UMKM, tapi juga memberikan kesempatan kepada pelaku usaha yang telah berhasil untuk membimbing UMKM tradisional agar dapat meraih kesuksesan juga di pasar online.
Setiap kakak asuh diharapkan dapat membantu 2-3 pelaku UMKM mengembangkan bisnis mereka di e-commerce. Para pelaku usaha di Lazada juga berkesempatan menjadi kakak asuh dan mereka akan diseleksi berdasarkan beberapa kriteria. Salah satunya kesamaan visi dan misi untuk memberdayakan UMKM di Indonesia.
Saat ini, para pelaku usaha yang sudah berhasil membangun bisnis di Lazada sangat aktif berbagi ilmu melalui berbagai komunitas, seperti Lazada Club dan Lazada University. Untuk tahap awal, akan direkrut 100 calon kakak asuh, masing-masing dengan maksimum tiga pelaku UMKM yang akan dibimbing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
FIRMAN ATMAKUSUMA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo