Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LAPTOP dan Geoffrey Bowker adalah hal yang sulit dipisahkan. Lelaki berwajah tirus dan berkaca mata itu selalu meluncur ke mana saja dengan tas berisi komputer jinjing di bahunya. Direktur lembaga penelitian di Universitas Santa Clara, Amerika Serikat, itu juga selalu menyelipkan ponsel di sakunya. Dengan dua ”senjata” itulah Bowker selalu punya kantor berjalan.
Dulu ia selalu kesulitan memilih-: be-kerja di kantor atau menghadiri se-minar yang menyegarkan otak atau pem-bukaan galeri seni. Kini, ia tak pu-sing lagi. Ke mana pun Bowker pergi, kantornya selalu mene-maninya. Surat elektronik, panggilan telepon, dokumen kantor, selalu mengalir ke tangannya di tengah kesibukan seminar atau saat ia berkerut memandangi lukisan surealis.
Dengan komputer- jinjingnya dan hot-spot (kawa-san bebas akses Internet- nir-kabel) yang bertebar-an di Santa Clara ia bisa selalu terhubung dengan- meja kerjanya- di kampus dan anak buahnya-. Sem-bari menyelesaikan do-ku-mennya ia bisa mem-banding-kan karya Pablo Picasso di laptopnya dengan lukisan di galeri yang dikunjunginya-. Bowker- juga bisa menonton film ter-laris yang ba-ru diunduh di sebuah -ka-fe.
”Semuanya kini menjadi semakin mudah,” kata Bowker me-ngenang sepuluh tahun lalu, kala perangkat teknologi komunikasi itu belum dimiliki.
Namun saat ini dia masih belum puas. Maklum, teknologi akses nirkabel atau wireless fidelity (Wi-Fi) yang dipakai sering lelet bila mengakses video. Begitu juga perangkat itu tersendat-sen-dat bila terhalang dinding tembok.
Keluhan Bowker itu tampaknya bakal teratasi. Produsen peranti komputer seperti Netgear dan Buffalo Technology telah memasarkan Wi-Fi versi terbaru, Mei ini. Teknologi akses Internet tanpa menggunakan kabel ini memiliki kecepatan 5 sampai 10 kali lipat dari versi sebelumnya, yakni versi A, B, dan G. Teorinya, peranti ini bisa mengirimkan data dengan kecepatan hingga 600 megabyte per detik. Namanya Wi-Fi versi N.
Si super ini diyakini bakal memuaskan para pengguna Internet yang haus kecepatan tinggi. Mereka bisa mengunduh lagu dan menonton film favorit lebih cepat. Kualitas film yang diunduh pun bisa lebih oke, tak seperti sekarang, yang umumnya sengaja dibuat berukur-an kerdil—cuma seperempat layar monitor—agar tak lelet.
Yang bakal girang dengan- kehadiran akses supercepat ini siapa lagi kalau bukan 5,3 juta rumah tangga- di Amerika Serikat, yang menurut survei Forrester Research Inc memiliki akses Internet nirkabel. Begitu juga dengan 25 juta rumah tangga yang memiliki laptop. Dengan Wi-Fi versi N, video Desperate Housewife atau klip gol pesebak bola Brasil, Ronaldinho, yang tersimpan di komputer atau laptop, bisa dikirim ke layar televisi secara nirkabel.
Menurut Vivek Pathela, Wakil Presi-den Netgear, sejak tahun lalu produsen televisi melakukan uji coba pemakaian Wi-Fi versi N. ”Mereka ingin merealisasikan transmisi tanpa kabel secepatnya,” kata Pathela, bos yang telah bertahun-tahun menjual peranti nirkabel.
Wi-Fi versi N atau secara teknik dikenal dengan istilah 802.11n bekerja di frekuensi 5GHz. Meski secara teori bisa mengirimkan data 600 megabyte per detik, kenyataannya peranti hanya bisa mencapai kecepatan separuhnya atau 270 megabyte per detik. Meski cuma separuhnya, ”Itu sudah cukup mendukung televisi nirkabel yang memiliki ketajaman sekualitas film di bioskop (televisi high definition),” kata Pathela.
Dengan kecepatan sebesar itu, konsep rumah digital—semua peranti seperti kulkas, mesin pendi-ngin, kompor, pemanas air, hingga ke televisi dan kamera pemantau terhubung ke Internet dan bisa dikendalikan dari jarak jauh—semakin mendekati kenyataan. Mesin pembikin kopi, pendingin ruangan, bisa dinya-lakan dari jarak jauh melalui ponsel-, PDA, atau laptop, saat pemilik- rumah masih terjebak kemacet-an. Bermacam hiburan keluarga seperti musik, film, rekaman video, foto, game, juga bisa dipusatkan di satu komputer, lalu dialirkan secara nirkabel ke kamar-kamar.
Selama ini, ada konsumen yang membikin rumah digital de-ngan mengutak-atik Wi-Fi versi G. Memang, kecepatan transmisi datanya yang mencapai 54 megabyte per detik dapat dipakai untuk mendengarkan musik yang diunduh. Namun, untuk menonton film seperti Mission Impossible III, transmisinya kadang terganggu.
Masa depan akses nirkabel bakal semakin mengkilap. Saat ini Sony dan Hewlett-Packard telah menguji peranti nirkabel yang menghubungkan komputer dengan televisi atau tape kompo. Cina juga tak mau ketinggal-an, mulai memproduksi televisi layar da-tarnya dengan Wi-Fi. Perangkat ini di-rancang dengan ketajaman sekelas bios-kop, yang diciptakan oleh Microsoft.
Teknologi yang diusung Wi-Fi versi N memang pandai menghibur. Teknologi nirkabel ini bisa mengirimkan data besar karena ia menggunakan teknik ge-lombang radio yang disebut multi-ple input, multiple output (MIMO). Ma-singmasing peranti pemancar berisi- dua atau lebih chip radio untuk me-ngirim dan menerima data dari dua atau lebih- antena. Data yang keluar di-bagi ke dalam beberapa aliran, dan se-muanya dapat melakukan transmisi secara bersamaan.
Dulu, transmisi jenis ini sering ter-sendat-sendat di rumah yang areanya- luas dan berdinding tembok. ”Nah, sistem WiFi-N bakal mengatasi pro-blem ini,” kata Michael Scott, juru bicara D-Link.
Dan Geoffrey Bowker mungkin bakal se-makin senang berkantor di pojok-pojok galeri seni atau di seminar-seminar.
Untung Widyanto (CNN, The Boston Globe, Wikipedia)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo