Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Keamanan Siber dan Forensik Digital dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menanggapi munculnya titik-titik lokasi bernama “AFC Mafia” di Google Maps Bahrain. Ini terjadi setelah pertandingan Timnas Indonesia melawan Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Kamis lalu, 10 Oktober 2024, yang memicu kontroversi. Wasit Ahmed Al-Kaf dianggap berpihak pada tim tuan rumah dan merugikan Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain menyerbu kolom komentar di akun Instagram AFC, kekecewaan netizen Indonesia juga menyasar Google Maps di Bahrain. Menanggapi hal ini, Alfons menyoroti adanya kelemahan pada platform Google Maps yang memungkinkan pengguna mengubah informasi di dalamnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Celakanya pihak Google Business kurang peduli dengan hal ini dan mengakibatkan banyak masalah, dan banyak pengguna Maps yang percaya Google Business menjadi korban penipuan,” ujar Alfons saat dihubungi Tempo, Selasa, 15 Oktober 2024.
Menurut Alfons, dukungan Google Business sangat lambat dan tidak banyak membantu, karena hanya mengandalkan satu layanan dukungan internasional untuk banyak negara. “Apalagi support google business tersebut hanya tersedia di negara tertentu dan Indonesia saja tidak ada support lokal google business,” tuturnya.
Alfons juga mencontohkan beberapa kasus di mana admin Google Business secara keliru memberikan hak kepemilikan kepada pihak luar. Ketika pemilik asli berusaha mengklaim kembali, proses ini tidak diakomodasi dengan baik, yang menurut Alfons merupakan bentuk pelanggaran akses yang dilegitimasi oleh Google Business.
“Hal yang sama terjadi pada informasi Google Maps di Bahrain yang diganti oleh netizen yang tidak bertanggung jawab dan menjadikan informasi tersebut kacau,” kata dia.
Alfons menegaskan bahwa kejadian ini menunjukkan kelemahan Google dalam mengamankan aplikasinya dari pihak yang tidak berwenang dan memanfaatkannya. Ia menyarankan agar Bahrain segera menghubungi Google Maps untuk mengatasi masalah ini.
Pilihan Editor: Badan Nuklir Rusia: IKN Cocok Gunakan Teknologi Nuklir