Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Platform S.id Tangkal Ratusan Ribu Tautan Berbahaya, Hampir Seluruhnya Menyangkut Phising

Potensi kejahatan digital selalu ada karena siapa saja bebas membuat user generated content (UGC) secara mandiri. Bisa dipakai untuk modus jahat.

24 Januari 2025 | 05.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tangkapan layar laman S.id, platform gratis yang menyediakan alat yang mudah dan lengkap untuk membuat microsite. Dok. S.id

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Layanan penyingkat tautan dan penyedia microsite, S.id, sudah memblokir lebih dari 26 ribu akun yang terindikasi berhubungan dengan penyalahgunaan situs. Platform yang didirikan PT Aidi Digital Global (ADG) pada 2022 ini juga menambahkan 205 ribu tautan berbahaya ke dalam daftar blokir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur ADG Atmaji Sapto Anggoro mengatakan ancaman dari identitas atau domain web serta tautan berbahaya yang ditangani S.id mencakup berbagai kategori. “Sebanyak 92 persennya berupa phising (manipulasi melalui platform digital),” ujarnya melalui keterangan tertulis pada Kamis, 23 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebanyak 2 persen tautan berbahaya yang ditangani S.id menyangkut konten judi online. Ada juga 1 persen tautan scam atau upaya penipuan, serta 0,1 persen spam. Penyisiran dan pemberantasan tautan berbahaya itu digeber S.id bersama berbagai mitra, seperti IDADX, NetCraft, PhishLabs, Phishtank, SURBL, VirusTotal, URLVoid, dan lainnya.

Menurut Sapto, keamanan digital bisa terancam karena kebebasan pembuatan user generated content (UGC) secara mandiri. Ada risiko munculnya tautan tertentu yang dipakai untuk kejahatan, seperti judi online, pornografi, serta phising. “Untuk itu, tim pengembang terus berupaya melakukan penapisan blocking konten,” tuturnya.

Layanan S.id sudah dipakai 1,5 juta pengguna aktif hingga pertengahan Januari 2025. Platform lokal Indonesia ini telah menghasilkan 15,3 juta tautan pendek. Produk microsite S.id juga sudah dikunjungi hingga 1,43 miliar kali.

Menurut Sapto, sebanyak 33 persen penggunaan S.id dominan untuk sektor pendidikan. Dari catatan perusahaan, ada 21 persen porsi penggunaan untuk personal branding, lalu 6 persen untuk keperluan acara atau event, lalu 5 persen untuk urusan toko daring. Sisanya masing-masing 3 persen untuk portfoli dan laman komunitas.

“Kami bangga karena dalam dua tahun setengah, apresiasi pengguna shortener link dan biolink (microsite) terhadap platform S.id semakin masif,” kata dia.

Layanan penyingkat tautan sering dipakai perusahaan yang sedang mengiklankan produk, terutama agar mudah diingat pengguna. Adapun microsite bisa mendukung para guru dan dosen untuk menampilkan materi pelajaran secara manual. Produk S.id juga populer di kalangan penyelenggara acara, salah satunya wedding organizer (WO).

“Tentu menarik bagi para pihak yang ingin mempromosikan produk-produknya,” kata Sapto.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus