Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Saling Salip Mainan Konsol

Wii dan Xbox360 berebut dominasi. PlayStation 3 bersiap kembalikan kejayaan. Tokyo Game Show pekan ini akan menjadi puncak pertarungan.

17 September 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TANGAN kanannya belum bisa sepenuhnya digerakkan setelah Jerry Pope terserang stroke pada Juni lalu. Toh, lelaki berumur 77 tahun itu tetap mampu meng ayun raket tenis. Dia pemain tenis semiprofesional asal Indianapolis, Amerika Serikat, dan sedang menjalani terapi di Rumah Sakit Abbott Northwestern Minneapolis. Namun, permainan tenis kali ini tidak dia lakukan di lapang an terbuka. Dia hanya memegang alat kontrol yang terhubung ke sebuah layar monitor.

Di ruang terapi, Pope mengayunkan alat kontrol itu seperti gerakan memukul dengan raket. Karakter di monitor akan mengikuti ayunan lengan Pope. Bola melesat ke arah lawan, yang juga digerakkan komputer. Pope kembali mengayun alat kontrolnya. Begitu seterusnya hingga permainan tiga set ber akhir. Inilah terapi stroke baru yang memanfaatkan permainan buatan Nintendo, Wii, dengan dua i. ”Interaksi dalam permainan ini membuat orang serasa bermain tenis beneran,” ujar Pope seperti dikutip Journalnow.

Rumah Sakit Abbott menggunakan Wii untuk terapi stroke karena sifatnya interaktif. Permainan umumnya hanya menggerakkan tangan melalui tombol pengatur atau stick. Wii mempu nyai alat kontrol nirkabel yang disebut Wiimote (singkatan dari Wii Remote). Alat ini dileng kapi bluetooth dan infra merah yang menghubungkan gerak an dalam gambar di moni tor. Jadi, pemain harus bergerak sesuai dengan jenis olahraganya. Nintendo menyertakan paket permainan olahraga dalam konsolnya, yakni tenis, bisbol, golf, tinju, serta boling.

Inovasi Nintendo itulah yang me nyita perhatian para gamer di seluruh dunia. Hingga pekan lalu, situs Nex genwar mencatat penjualan konsol Wii sudah mencapai 10,5 juta unit. Padahal, Nintendo baru muncul September lalu. Penjualan Wii jauh di atas Sony PlayStation 3 (PS3) yang diluncurkan dua bulan setelahnya. Sony baru menjual konsolnya 4,4 juta unit. Namun, Wii masih belum melampaui penjualan kumulatif konsol Xbox360 yang mencapai 11,3 juta unit. Wajar saja, mengingat permainan buatan Microsoft ini lebih dulu hadir pada Mei 2005.

Permainan interaktif dengan tombol sederhana telah menjadi kekuatan Wii—ini tantangan bagi kedua pesaingnya. Tombol pengatur PS3 dan Xbox360 lebih ruwet ketimbang Wii. Permainan mereka juga lebih membuat kening berkerut. Wii kembali ke khitah de ngan membuat orang lebih santai dalam bermain. Motonya: Wii would like to play. Wii sama de ngan we dalam bahasa Inggris yang artinya kita. Nama ini mencerminkan tekad Nintendo merangkul gamer semua usia tanpa melihat jenis kelamin. Permainan konsol umumnya digemari laki-laki dengan usia 18 hingga 35 tahun. ”Kami mau meningkatkan populasi gamer. Wii kita semua,” kata Satoru Iwata, Presiden Direktur Nintendo.

Dari teknologi mesin konsol, Wii ada di bawah PS3 dan Xbox360 karena hanya memakai memori flash internal 512 megabita. Adapun PS3 dan Xbox360 mendukung hard disk de ngan kapasitas paling kecil 20 gigabita. Isi otak mesin konsol Wii terbilang standar. Nintendo hanya menancapkan IBM Broadway dengan kecepatan 729 megahertz. Kecepatan baca itu jauh di bawah dua pesaingnya yang memiliki prosesor 3,2 gigahertz.

Sony dan Microsoft berlomba dalam hal ketangguhan mesin dan teknologi konsol. Keduanya memasukkan beragam fitur seperti pemutar film atau musik. Berjejalnya fitur membuat boros energi dan waktu permainan jadi lelet. ”Kami tentu tetap mengembangkan teknologi, tapi dengan pendekatan yang berbeda,” ujar Satoru Iwata. Beberapa fitur dikurangi tapi lebih efisien mengeluarkan energi, tidak berisik dan proses awalnya cepat.

Pemakaian teknologi ”berlebih” dari Sony dan Microsoft itu membuat harga konsol mereka ada di atas Wii. Saat peluncuran, produk buatan Nitendo itu hanya dibanderol US$ 250 (sekitar Rp 2,4 juta). Bandingkan dengan PS3 yang US$ 599 dan Xbox360 yang bernilai US$ 399. Perbedaan harga ini cermin dari ongkos produksi. Menyangkut harga, konsumen umumnya memilih produk yang lebih ramah terhadap dompet, dan dengan kualitas hampir setara. Jadinya penjualan pa ling besar PS3 hanya saat peluncuran. Setelah itu jeblok sehingga Sony rugi hingga US$ 1,7 miliar. Presiden direkturnya, Ken Kutaragi, mengundurkan diri pada April lalu. Xbox360 juga mulai dibalap oleh Wii.

Kekalahan telak dalam penjualan membuat Sony dan Microsoft mulai banting harga. Keduanya memangkas hingga US$ 100 per unit mulai Agustus lalu. Sejumlah analis memperkirakan Sony akan terus memencet harga konsolnya. Persaingan akan kembali seru setelah harga seimbang. Waktu yang pas buat Sony memulai era baru adalah Tokyo Motor Show 20–23 September ini. Acara ini diperkirakan akan menjadi puncak pertarungan tiga raksasa perusahaan permainan konsol 2007. ”Saya kira Sony akan mengeluarkan keputusan tepat untuk menutup jurang dengan Xbox360 dan Wii,” kata Jesse Divnich, analis PCWorld.

PlayStation telah mengenyam sukses dalam 10 tahun terakhir. Generasi pertama PlayStation mampu ”menggebuk” dominasi Nintendo sejak 1995. Nintendo menguasai jagat permainan mulai 1983 dengan Nintendo Entertainment System (NES). Produk paling terkenal adalah petualangan Mario Bross. Perusahaan yang berdiri pada 1889 di Kyoto ini masih tetap berjaya dengan konsol Super NES. Selanjutnya, Nintendo loyo meski mencoba mengeluarkan GameCube pada 2001, dan tambah babak-belur ketika Microsoft meluncurkan Xbox generasi pertama pada tahun yang bersamaan dengan GameCube.

Peta global permainan konsol ini juga sama dengan kondisi di Indonesia. PS3 kedodoran dalam penjualan, sementara Xbox360 dan Wii berebut posisi teratas. Di toko vi deogame Kenop Blok M Plaza, Jakarta, harga PS3 Rp 6,5 juta, Xbox360 Rp 3,6 juta, dan Wii Rp 3,8 juta. Pemilik toko, Herman, mengatakan, Wii dan Xbox360 bisa terjual hingga 20 unit dalam sebulan, sementara PS3 tidak lebih dari lima unit per bulan. ”Pembeli PS3 biasanya yang sudah cinta mati sama produk ini,” ucap Herman.

Setelah menguras kocek untuk konsol, pembeli mesti merogoh kantong lebih dalam lagi buat layar monitornya. Jika mampu, silakan pilih televisi berdefinisi tinggi (HDTV) yang mampu memaksimalkan tampilan warna. Untuk kepingan permainan, rata-rata harga format DVD orisinal ketiga produk ini sama: sekitar Rp 500 ribu. Di Indonesia atau negara berkembang lain akan mudah pula ditemukan versi bajakan yang sudah tentu lebih murah.

Kemampuan membaca konsol dalam permainan non-orisinal menjadi ba han pertimbangan calon pembeli di Indonesia. Maka Wii ibarat tantangan berlipat buat PS3, yang hanya bisa memutar permainan orisinal. Format DVD bajakan yang bisa diputar di PS2 sudah tidak laku lagi di PS3. Sementara itu, Wii dan Xbox360 sudah mempunyai versi murah di beberapa tempat seperti Glodok. Permainan Wii ha nya Rp 15 ribu, Xbox360 Rp 35 ribu, sedangkan PS3 masih di atas Rp 100 ribu.

Menurut Herman, harga dan ragam permainan menjadi pertimbangan utama konsumen di Indonesia. Dia menambahkan, kalaupun PS3 turun harga, Wii dan Xbox360 tetap dominan. ”Ke cuali kalau sudah bisa diba jak,” ujar Herman.

Yandi M.R.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus