Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengguna sosial media pasti sudah tidak asing lagi dengan tanda hashtag atau tagar dengan simbol “#”. Simbol ini sering kali digunakan untuk memudahkan pencarian informasi dengan topik spesifik. Namun, tahukah Anda sejarah asal mula simbol hashtag pertama kali digunakan di media sosial?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Lifewire, tag metadata pertama kali digunakan pada 1998 di sebuah platform bernama Internet Relay Chat atau IRC. Mulanya difungsikan untuk mengelompokkan pesan, gambar, dan video dalam satu kategori. Dengan ini pengguna dapat menemukan konten terkait melalui pencarian hashtag tertentu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Oktober 2007, Nate Ridder, seorang yang tinggal di San Diego, California, mulai menambahkan tagar #sandiegofire di salah satu unggahannya. Tampaknya, melalui hashtag tersebut dia ingin memberitahu orang-orang di seluruh dunia tentang peristiwa kebakaran hutan yang terjadi di wilayah California pada saat itu.
Mengikuti Ridder, salah satu blogger Stowe Boyd juga menyematkan tagar dalam sebuah artikel blog yang dipublikasikan pada Agustus 2007. Diketahui, postingan milik Boyd inilah yang menjadi satu-satunya hasil pencarian ketika Anda mencari istilah “tagar” di mesin pencarian Google pada saat itu.
Barulah pada Juli 2009, untuk pertama kalinya penggunaan tanda hashtag secara resmi diadopsi di media sosial Twitter. Segala cuitan apa pun yang di depannya terdapat simbol “#”, maka kata tersebut berubah menjadi hyperlink. Dapat dikatakan, momen tersebut menjadi awal mula penggunaan hashtag di media sosial. Pun setelah itu, Twitter mengembangkan fitur “Trending Topics”, yang menampilkan tagar terpopuler di berandanya.
Dari sanalah, eksistensi simbol hashtag mulai diadopsi oleh beberapa platform media sosial lain. Menguntip Social Media Week, Instagram telah menggunakannya sejak hari pertama peluncuran pada 2010. Disusul oleh Facebook pada 2013. Adapun pengguna Google+, Tumblr, dan Pinterest juga dimungkinkan mengelompokkan konten yang disukai hanya dengan menggunakan simbol “#”.
Dewasa ini, fungsi daripada tanda hastag tidak hanya sekadar untuk memudahkan pencarian informasi dengan topik spesifik. Tetapi, telah berkembang untuk menyuarakan berbagai isu gerakan sosial. Misalnya, tagar #BlackLivesMatter sebagai aksi protes menentang kekerasan maupun rasisme sistemik terhadap orang kulit hitam.
HARIS SETYAWAN