Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Serangan Siber Kini Pakai Bot dengan Kecerdasan Buatan

Serangan siber yang terjadi belakangan ini banyak dilakukan oleh bot yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI).

14 Januari 2020 | 07.11 WIB

CEO NTT Indonesia, Hendra Lesmana, usai paparan mengenai keamanan siber di Jakarta, Senin, 13 Januari 2020. ANTARA/Natisha Andarningtyas/pri.
material-symbols:fullscreenPerbesar
CEO NTT Indonesia, Hendra Lesmana, usai paparan mengenai keamanan siber di Jakarta, Senin, 13 Januari 2020. ANTARA/Natisha Andarningtyas/pri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan siber semakin rumit dan saat ini bukan lagi dilakukan oleh manusia atau peretas, melainkan bot atau program komputer yang menerapkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) layaknya mesin robot, menurut praktisi keamanan siber.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Serangan siber bukan lagi oleh manusia, tapi bot. Serangan sekarang pakai kecerdasan buatan," kata CEO NTT Ltd Indonesia, Hendra Lesmana, saat acara paparan di Jakarta, Senin, 13 Januari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Serangan siber yang terjadi belakangan ini banyak dilakukan oleh bot yang dilengkapi dengan AI, dan bot sudah dilatih menerapkan pembelajaran mesin (machine learning) agar bisa memetakan serangan mana yang lebih efektif.

Untuk itu, NTT menilai pertahanan siber saat ini tidak cukup hanya mengandalkan manusia, namun juga harus dibantu pertahanan dari mesin untuk mengatasi serangan siber yang dilancarkan oleh mesin. "Ini era mesin, tidak bisa pertahanan siber hanya oleh manusia. Mesin juga," kata Hendra.

Pertahanan keamanan siber menggunakan kecerdasan buatan juga berfungsi untuk mendeteksi dari mana serangan berasal, apalagi saat ini banyak serangan yang disamarkan seolah-olah berasal dari negara tertentu. "Analisa seperti itu akan sulit kalau tidak pakai AI," kata Hendra.

Agar dapat mengatasi serangan siber, terutama dari mesin, Hendra berpendapat, desain pertahanan siber harus sudah kuat sejak awal dan memungkinkan untuk diberi fitur keamanan tambahan di kemudian hari.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus