Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Televisi dalam Genggaman

Era menonton TV di ponsel telah tiba. Nokia dan Samsung telah membanjiri pasar dengan ponsel yang menghibur.

27 Juni 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Televisi akan mati. Umurnya tak lebih dari enam bulan." Ramalan edan ini dilontarkan Darryl F. Zanuck, seorang produser film, di Hollywood pada 1946, saat televisi baru diproduksi. Lebih dari setengah abad ramalan itu tak terbukti: televisi tak pernah mati.

Kini bahkan televisi bisa dinikmati di mana saja. Di dalam sebuah minibus, di Pantai Marina, Singapura, tayangan televisi bisa dicecap sambil menikmati matahari pagi. Wajah ayu penyiar program TV ChannelAsia yang sedang bercuap-cuap itu bisa ditonton dari layar ponsel Nokia 7710.

"Cuaca hari ini sangat bersahabat," kata sang penyiar, persis seperti cuaca waktu itu. Pagi itu, Tempo dan sekelompok wartawan dari beberapa negara di Asia Pasifik sedang mencecap teknologi Mobile TV. Tayangan berita dan hiburan dari raksasa media Singapura, MediaCorp, dapat dinikmati saat itu dengan menonton lewat ponsel.

Bila masih dahaga dengan tayangan berita TV yang cuma 1-2 menit, berita lebih dalam itu bisa digali dengan mengaktifkan koneksi internet. Sembari menunggu halaman berita terbuka, TV ponsel tetap bisa terus menyerocos. Sebuah pagi yang mengagumkan, saat untuk pertama kalinya teknologi Mobile TV didemonstrasikan di Asia Pasifik. Pengusung teknologi itu adalah Nokia yang bekerja sama dengan MediaCorp dan MobileOne Ltd.

Era TV di ponsel memang telah tiba. Di mana pun dan kapan pun orang bisa menonton Ronaldo yang bersedih karena timnya, Brasil, dipecundangi Argentina. Dari bilik toilet atau dalam bus mereka bisa melihat ulasan seputar film Batman Begins. "Tak ada lagi tayangan yang terlewat," kata Henry Lim, Deputi Group CEO MediaCorp.

Saat ini, produsen-produsen ponsel seperti Samsung, Nokia, dan LG sedang berlomba membanjiri pasar dengan ponsel-ponsel yang dilengkapi sebuah TV. Salah satu negara yang sudah serius menjual layanan TV di ponsel adalah Korea Selatan. Tengoklah Kim Soo-gey. Hidup Kim berubah sejak 1 Mei lalu, sejak dia membeli sebuah ponsel yang bisa menerima siaran TV. Pegawai pemerintah berusia 21 tahun itu selalu memulai paginya dengan riang.

Tak ada lagi perjalanan kereta bawah tanah yang membosankan—bertemu dengan orang-orang yang sama, melihat pemandangan yang sama. Dalam kereta bawah tanah ia bisa menonton tayangan video musik, pertandingan softball atau sepak bola favoritnya di layar berukuran 2,4 inci (sepersepuluh ukuran TV di rumahnya). Kualitas suara dan gambarnya sejernih dan sebening TV konvensional karena sinyalnya sudah digital.

Kini Kim dan 30 ribu orang lainnya telah berlangganan layanan TV di ponsel, yakni Takeout TV. Ini adalah layanan TV ponsel pertama di dunia. Layanan ini diluncurkan oleh TU Media, sebuah konsorsium perusahaan-perusahaan asal Korea Selatan.

Di pameran telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara, Communicasia, 14-17 Juni lalu, beberapa ponsel TV sudah mulai ditampilkan. Nokia 7710, misalnya, sudah dipasarkan beberapa bulan lalu di negeri kita. Bedanya, ponsel yang lebih mirip pocket digital assistant (PDA)—dengan layar sentuh dan menunya berjajar lanskap—ini diberi semacam tambahan alat untuk menerima siaran TV.

Alat ini menggunakan teknologi Digital Video Broadcasting-Handheld (DVB-H). Dengan teknologi ini, siaran televisi, radio, dan video bisa dikirimkan ke ponsel atau PDA. Selama ini, para produsen ponsel berjuang agar ponsel bisa menerima sinyal TV dengan bagus dan tak membuat baterai boros. Sebelum ada teknologi DVB-H, ponsel TV sering kehilangan sinyal. Kini hasilnya adalah sebuah ponsel dengan tayangan hiburan yang siap dinikmati di mana saja—di dalam mobil, lift, atau kereta bawah tanah.

Untuk tahun ini, alat DVB-H masih berupa cangkokan, yakni ditempelkan di belakang Nokia 7710. Ukurannya selebar ponsel itu. Mulai tahun depan, semua ponsel ini akan punya alat ini di dalam bodinya.

Jika Nokia, mengembangkan DVB-H untuk ponsel TV di Eropa dan Asia, Qualcomm, spesialis jaringan Code Division Multiple Access (CDMA), rival Global System Mobile (GSM), mengoptimalkan teknologi yang disebut MediaFLO, namun teknologi ini baru dipasarkan tahun depan.

Yang kini dipasarkan Qualcomm di Indonesia, jaringan CDMA 2000-1x, pun sebenarnya sudah bisa digunakan untuk menikmati tayangan video streaming. Dengan ponsel Nokia 6255 seharga Rp 2,9 jutaan kini pelanggan CDMA di Jakarta bisa menikmati sinetron atau berita dari SCTV. Tempo menguji coba layanan ini beberapa bulan lalu dengan jaringan Mobile-8 atau Fren. Gambarnya halus, suaranya jelas, meski tak stereo. Dengan ponsel serupa, Tempo bisa menonton dari sebuah kapal pesiar dekat Batam dengan menggunakan jaringan TelkomFlexi.

Teknologi yang lebih matang adalah yang dikembangkan di Korea Selatan, yakni ponsel berteknologi Digital Multimedia Broadcasting (DMB) bikinan Samsung. Inilah teknologi yang membuat Kim bisa menikmati kereta bawah tanah. Ponsel TV yang disodorkan Samsung adalah SCH-B100. Model ini belakangan diperkenalkan juga oleh LG.

Untuk kenikmatan berponsel ini, TU Media menetapkan ongkos US$ 13 (sekitar Rp 123 ribu) per bulan. Dengan ongkos itu, pelanggan akan mendapatkan layanan video tujuh saluran dan radio 20 stasiun.

Layanan ini ternyata dibanjiri peminat. Dalam dua bulan, TU Media sudah meraih 30 ribu pelanggan. Dengan antusiasme itu, operator ini berani menargetkan 600 ribu pelanggan lagi pada akhir tahun ini dan 6,6 juta pada 2010.

TU Media tidak khawatir soal target itu. Riset yang dilakukan di Eropa saja mengungkapkan, konsumen tetap ingin menikmati Mobile TV meski diharuskan membayar hingga dua kali lipat dari yang dikenakan TU Media setiap bulan. Di Korea Selatan, juga di belahan bumi lainnya, banyak orang seperti Kim yang sangat kecanduan TV. "Kini kita tidak perlu lagi menghampiri televisi," katanya. "Televisi yang menghampiri kita." Revolusi televisi telah tiba.

Wuragil (Singapura)


Berlomba Menjual Siaran TV

Helsinki, Finlandia Terhitung sejak 8 Maret lalu, DVB-H telah diujicobakan pada 500 pelanggan operator Elisa dan Sonera. Mereka, melalui ponsel Nokia 7710, mampu mengakses program lokal MTV, YLE, dan Nelonen. Begitu juga dengan saluran internasional seperti CNN, BBC World, Euronews, Eurosport, ViVa Plus, dan France TV. Digita bertanggung jawab mendesain, membangun, dan memelihara jaringan TV digital yang diperlukan untuk distribusi layanan Mobile TV.

Oxford, Inggris Stasiun siaran NTL telah mempersiapkan delapan transmitter DVB-H untuk uji coba Mobile TV selama enam bulan mulai Juli. NTL digandeng oleh operator seluler O2. Sebanyak 350 pelanggan akan dibekali dengan Nokia 7710 untuk mengakses 16 saluran, di antaranya Sky News, CNN, Chart Show TV, Sky Sports News, Cartoon Network, dan Discovery.

London, Inggris Virgin Mobile tidak mau kalah memperkenalkan Mobile TV kepada para pelanggannya. Bersama BT Wholesale, uji coba melibatkan 1.000 ponsel selama empat bulan ke depan, yang mampu menangkap program siaran Sky Sport News, Sky News, dan Blaze.


Ponsel Mobile TV

Nokia 7710 Layar sentuh Kamera: 1 megapiksel, 2x digital zoom. Visual radio: Layar 640 x 320 piksel dengan warna 65 ribu jenis Dimensi: 128 x 69,5 x 19 mm, 189 gram. Harga: Rp 5,2 juta

Sony Ericsson V800 Bentuk Lipat Kamera 1,3 megapiksel Layar 176 x 220 piksel, warna 262 ribu Dimensi 102 x 49 x 24 mm, 128 gram. Harga: US$ 639 (sekitar Rp 6 juta)

Motorola V980 Bentuk lipat Layar 65 ribu color, 176 x 220 piksel Dimensi 94 x 49x 27 mm, 137 gram. Harga: US$ 255 (sekitar Rp 2,4 juta)

Samsung SCH-B100 Bentuk Lipat kamera 2 megapiksel Layar 320 x 320 piksel dengan 262 ribu warna teknologi OLED Bluetooth/inframerah Dimensi 12,3 x 4,9 x 2,5 mm, 171 gram. Harga: US$ 800 (sekitar Rp 7,6 juta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus