Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - TikTok menghadapi ancaman pemblokiran selamanya di Amerika Serikat karena alasan keamanan data dan keamanan nasional. Menanggapi isu keamanan, TikTok menyatakan telah mendirikan anak perusahaan TikTok US Data Security Inc. untuk memberi perlindungan data pengguna di negara tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami secara sukarela menerapkan perlindungan teknis dan operasional untuk mengatasi masalah keamanan nasional sekaligus meningkatkan transparansi,” tulis TikTok melalui situs resminya, Sabtu, 8 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TikTok menjelaskan, perusahaan tersebut dikelola oleh lebih dari 2.000 karyawan berbasis di Amerika Serikat, Inggris dan Australia untuk mendukung perlindungan selama 24 jam. TikTok US Data Security mengendalikan akses data ke pengguna Amerika Serikat yang dilindungi, rekomendasi konten, dan sistem moderasi di Oracle Cloud yang diklaim aman.
Menurut TikTok, struktur ini menghadirkan fokus dan tata kelola yang lebih tinggi pada operasi TikTok di Amerika Serikat, termasuk kebijakan perlindungan data dan protokol jaminan konten untuk menjaga keamanan pengguna dan data mereka, sehingga pengguna dapat memiliki pengalaman yang autentik di TikTok.
“Data pengguna AS yang dilindungi disimpan secara default di Oracle Cloud dengan gateway yang terkontrol dan terpantau. Hanya personel USDS yang disetujui yang memiliki akses ke data pengguna AS yang dilindungi di Oracle Cloud,” tulis TikTok.
TikTok menyediakan pihak ketiga dalam Dedicated Transparency Centers (DTC) atau Pusat Transparansi Khusus, seperti Oracle dan Inspektur Keamanan Independen, dengan akses ke kode sumber lengkap TikTok, termasuk algoritme yang mendukung sistem rekomendasi TikTok.
Oracle dan Independent Security Inspectors memiliki akses berkelanjutan untuk menganalisis dan memvalidasi kode sumber, termasuk kode aplikasi seluler, layanan backend, pustaka pihak ketiga, dan algoritme rekomendasi. “Ini dimulai dengan DTC pertama yang diluncurkan dua tahun lalu di Columbia, Maryland, tempat Oracle masih berada dan menganalisis kode hingga saat ini,” tulis TikTok.
TikTok mengklaim DTC menyediakan keamanan pada pihak ketiga tersebut. Oracle dan Inspektur Keamanan Independen dapat memeriksa platform TikTok secara manual.
Setelah bekerja sama dengan Oracle, selama dua tahun TikTok mengklaim akses tidak pernah mengalami gangguan. Pihak ketiga yang diajak kerja sama dinyatakan sebagai bukti transparansi untuk audit dan bentuk akuntabilitas. “TikTok telah melangkah lebih jauh daripada platform lain dalam melindungi data pengguna Amerika Serikat,” tulis TikTok.
Sebelumnya, Mahkamah Agung Amerika Serikat menolak banding TikTok pada 17 Januari 2025, ketika pemerintah ingin memblokir karena alasan keamanan nasional. Namun aplikasi milik perusahaan ByteDance itu harus dijual ke Amerika Serikat agar tidak diblokir.
Pilihan Editor: Alasan Elon Musk Tidak Tertarik Membeli TikTok