Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tes psikologi atau lebih dikenal sebagai psikotes merupakan sistem pemeriksaan kondisi psikis yang sering digunakan dalam proses seleksi calon karyawan. Selain di dunia kerja, psikotes juga kerap diterapkan dalam kegiatan penyaringan calon penerima beasiswa di perguruan tinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir digilib.uns.ac.id, psikotes adalah salah satu sistem pemeriksaan psikologi dengan mengukur kecepatan, ketepatan, serta kemampuan dari daya tangkap pemikiran seseorang. Banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan psikotes untuk mengetahui tingkat intelegensi, kelebihan yang dimiliki, dan corak kepribadian calon pekerja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, apa saja contoh soal tes psikotes kerja? Berikut penjelasan dan jenis tesnya.
Contoh Soal Tes Psikotes
Mengutip dokumen dari laman kendalkab.go.id, berikut beberapa jenis psikotes yang umumnya hadir dalam proses seleksi calon karyawan baru:
1. Tes Baum (Tree Test)
Calon pekerja akan diminta menggambar pohon berkayu di atas selembar kertas, tetapi tidak boleh pohon kelapa, pisang, semak belukar, atau tumbuhan monokotil. Setelah itu, peserta diharuskan menuliskan nama pohon tersebut di halaman sebaliknya dengan waktu pengerjaan selama 10 menit.
Tes pohon yang dikembangkan oleh Karl Koch itu akan mengevaluasi akar, batang, cabang, daun, dan bagian lain dari pohon. Bagus tidaknya gambar bukan menjadi kriteria kelulusan, tetapi setiap tarikan garis dan tebal-tipis garis yang akan dinilai oleh psikolog.
2. House Tree Person (HTP) Test
Tes HTP dikembangkan oleh John Buck pada 1948. Pada tes tersebut, peserta akan diminta untuk menggambar rumah, pohon, dan manusia, yang kemudian dievaluasi berbagai aspeknya untuk menilai karakter dan kepribadiannya.
Adapun garis dan dinding rumah mewakili ego, atap bermakna fantasi, pintu dan jendela mewakili keterbukaan untuk berinteraksi, serta tanah mewakili penerimaan terhadap realita. Pengerjaan tes HTP sebaiknya 10-15 menit, karena waktu yang terlalu cepat atau lambat menunjukkan kesigapan.
3. Draw a Person (DAP)
Tes DAP diperkenalkan oleh Goodenough pada 1921. Tes yang juga dikenal sebagai Draw a Man (DAM) tersebut mengharuskan peserta untuk menggambar manusia, lalu mendeskripsikan usia, jenis kelamin, dan aktivitasnya. Tes tersebut bertujuan untuk menilai tanggung jawab, kestabilan, kepercayaan diri, dan ketahanan kerjanya.
Penilaian dalam tes DAP mencakup tiga ukuran kuantitatif, yaitu proporsi dan kelengkapan anggota tubuh serta detail gambar. Semakin seimbang, lengkap, dan detail gambar yang dibuat, maka skor yang diperoleh akan semakin besar.
4. Menggambar Objek
Pada psikotes menggambar objek, peserta diminta menggambar sebuah objek dengan garis lengkung di dalam sebuah kotak. Kehalusan dalam menggoreskan alat tulis digunakan sebagai dasar memahami karakter dan cara pandang peserta.
5. Wartegg
Pada tes wartegg, terdapat delapan kotak di mana peserta diminta menggambar pada masing-masing kotak. Kemudian, peserta diharuskan menuliskan judul sesuai dengan gambar yang dibuat, mencantumkan urutan pengerjaan, gambar yang paling disukai dan tidak sukai, serta gambar paling mudah dan paling sulit.
Sebaiknya, peserta menggambar benda hidup untuk kotak yang berisi garis lengkung, sedangkan garis lurus diisi dengan gambar benda mati. Usahakan untuk menggambar sesuatu yang unik dengan urutan yang tidak terlalu kaku atau juga tidak terlalu acak, karena dapat menunjukkan skala prioritas seseorang.
6. Kraepelin/Pauli
Pada tes kraepelin terdapat kolom dan deret angka di mana peserta diminta menjumlahkan untuk setiap baris dari bawah ke atas, lalu menuliskan hasilnya di sebelah kanan di antara dua angka yang dijumlahkan. Tes tersebut terdiri atas gugusan angka 1-9 yang tersusun acak dalam bentuk lajur.
Tes kraepelin digunakan untuk mengukur konsistensi, sikap terhadap tekanan, produktivitas kerja, pengendalian emosi, dan kemampuan daya penyesuaian diri. Selain itu, digunakan juga untuk menilai keuletan kerja, kecepatan, dan ketelitian dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
7. Edward Personal Preference Schedule (EPPS)
Pada psikotes EPPS, peserta diminta memilih kegiatan yang disukai atau tidak yang terdiri dari 225 pasang pernyataan. Pernyataan harus dipilih sesuai dengan gambaran kepribadian dan jujur terhadap diri-sendiri, misalnya (A) saya ingin berhasil dalam segala sesuatu yang dilakukan, atau (B) saya suka menjalin pertemanan baru
8. Tes Army Alpha
Pada tes Army Alpha, tersaji soal yang terdiri dari tujuh gambar bangun datar. Peserta diminta mengerjakan soal sesuai dengan petunjuk, misalnya coretlah gambar yang berisi angka ganjil lebih kecil dari 7 dari gambar yang berisi angka genap lebih besar dari 4.
9. Tes Ketelitian
Pada tes ketelitian, peserta psikotes diminta memberikan jawaban S untuk pernyataan yang sama dan T untuk pernyataan tidak sama. Pada tes tersebut, diperlukan ketelitian, kejelian, kecermatan, dan kehati-hatian, misalnya apakah (1) 567770001 sama dengan (2) 5677700001.
10. Tes Kode dan Ingatan
Pada tes kode dan ingatan, terdapat sejumlah kata yang diikuti dengan kode berupa kombinasi huruf dan angka. Peserta diminta mengingat kode tersebut selama 15 menit, misalnya TOYOTA 654 dan SYDNEY 14G. Selanjutnya, pilih kode yang sesuai dengan cara mencentang pada kolom yang disediakan.
11. Tes Analog Verbal (Padanan Kata)
Tes analog kata merupakan psikotes yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta dalam memahami arti, fungsi, dan pemakaian kata serta padanannya dengan kata lain. Misalnya Pohon : Buah = Sapi : Susu.
12. Tes Analog Verbal (Sinonim)
Hampir sama dengan tes padanan kata, pada tes sinonim, peserta diminta mengartikan dari setiap kata. Satu kata yang dipilih mewakili 200 kata lainnya, misalnya Baku sama dengan Standar dan Boga sama dengan Makanan Kenikmatan.
13. Tes Logika Penalaran
Pada tes logika penalaran, peserta diminta memilih kesimpulan yang dianggap paling benar dari lima kemungkinan kesimpulan. Misalnya, Semua seniman kreatif. Sementara ilmuwan tidak kreatif, maka jawabannya adalah Sementara ilmuwan kreatif.
14. Tes Logika Aritmatika (Seri)
Pada tes logika aritmatika, peserta diminta menyelesaikan deret-deret dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang dianggap paling benar. Misalnya, seri 100-4-90-7-80, maka jawabannya adalah 10.
15. Tes Angka
Pada tes angka, terdapat soal-soal matematika di mana peserta psikotes harus memilih jawaban yang paling benar selama 15 menit. Misalnya, jawaban dari (55+30) pangkat dua adalah 7.225.
16. Logical Number
Pada materi logical number, terdapat soal-soal matematika dengan notasi-notasi, seperti x, y, dan z. Misalnya, Jika x = 1/16 dan y 16%, maka x<y.
17. Tes Aritmatika
Pada tes aritmatika, terdapat soal cerita matematika. Misalnya, Bambang meninggalkan kota A pada pukul 06.15 dan tiba di kota A pada pukul 09.45. Apabila dia mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata 60 kilometer per jam dan beristirahat selama satu jam untuk makan, maka jarak kota A ke B adalah 150 kilometer.
18. Tes Spasial (1)
Pada tes spasial pertama, peserta psikotes harus memilih salah satu gambar yang tidak sesuai dengan gambar-gambar lainnya. Untuk mengerjakannya, peserta perlu mencermati elemen-elemen yang membentuk gambar dengan teliti.
19. Tes Spasial (2)
Pada tes spasial kedua, peserta diminta memilih potongan gambar yang tepat. Misalnya, kumpulan beberapa kotak yang dirangkai bisa menjadi bentuk kubus.
20. Tes Spasial (3)
Pada tes spasial yang ketiga, peserta harus mencari gambar utuh yang tepat dari lima pilihan yang ada sebagai bentuk baru. Untuk mengerjakannya, selalu cermati semua potongan gambar dari panjang, lebar, dan bentuknya.
21. Tes Spasial (4)
Pada tes spasial keempat, peserta diminta mencari bangunan yang sesuai dengan gambar. Untuk memudahkan proses pengerjaan, cari tiga elemen dasar pembentukan bangun datar, lalu perkirakan rotasi gambarnya.
22. Derat Gambar (1)
Pada derat gambar pertama, peserta psikotes diminta memilih satu dari delapan gambar yang paling tepat. Untuk memilihnya, peserta harus memperhatikan prinsip urutan garis, bentuk, jarak, isi kotak, dan sebagainya.
23. Derat Gambar (2)
Pada tes derat gambar kedua, peserta diwajibkan mencari seri gambar berikutnya dari lima pilihan yang ada selama 5 menit. Untuk menemukan jawabannya, pastikan melihat jumlah setiap elemen, tebal-tipis, panjang-pendek, hingga rotasi gambarnya.
24. Derat Gambar (3)
Sama seperti tes derat gambar kedua, pada tes ketiga, peserta juga diminta memilih seri gambar berikutnya. Namun, yang menbedakan, semua pilihan gambar disajikan dalam sebuah kotak yang kesulitan soalnya bertambah seiring dengan urutan soal.
25. Derat Gambar (4)
Pada derat gambar keempat, peserta harus mencari padanan gambar yang dimaksud oleh soal. Kemudian, peserta menuliskan jawaban dalam lingkaran yang tersedia.
26. Pencerminan Gambar (1)
Pada soal pencerminan gambar pertama, calon pekerja diminta mencari hasil pencerminan dari gambar-gambar tertentu. Dengan kata lain, peserta harus menemukan gambar dari proses refleksi.
27. Pencerminan Gambar (2)
Pada tahap kedua pencerminan gambar, peserta harus mencari pasangan dari gambar C yang mengalami perlakuan sama terhadap A yang menghasilkan gambar B. Peserta akan menemukan 1-2 kemungkinan jawaban, sehingga harus berhati-hati.
28. Pasangan Gambar (1)
Pada tahap pertama pasangan gambar, peserta diminta mencari kembaran gambar di kotak A dalam kotak B. Pastikan untuk memperlebar jangkauan mata untuk mempercepat proses pengerjaan.
29. Pasangan Gambar (2)
Pada tahap kedua psikotes pasangan gambar, peserta diminta menggambar pasangan pada kotak-kotak dengan tepat. Peserta diberikan kesempatan mengerjakan selama 13 menit.
30. Pasangan Gambar (3)
Selanjutnya, pada tahap ketiga, peserta harus memberi tanda “o” bila kedua gambar sama dan tanda “x” jika kedua gambar berbeda. Pengerjaan psikotes pasangan gambar adalah 20 menit untuk 80 soal.