Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

77 Tahun ORI, Oeang Republik Indonesia Mulai Resmi Beredar Gambar Gatotkaca dan Rumah Gadang

ORI atau Oeang Republik Indonesia pertama kali beredar di masyarakat pada 30 Oktober 1946, cetak setiap hari pukul 07.00-22.00

31 Oktober 2023 | 07.01 WIB

Uang kuno yang dijual di salah satu stand pada Festival Bandoeng Baheula di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, (6/4). TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Perbesar
Uang kuno yang dijual di salah satu stand pada Festival Bandoeng Baheula di Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, (6/4). TEMPO/Aditya Herlambang Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - 30 Oktober adalah hari yang memiliki momentum penting bagi Indonesia, khususnya pada 1946. Masa itu menjadi sejarah karena Oeang Republik Indonesia (ORI) pertama kali diedarkan kepada publik. ORI menjadi salah satu alat pemersatu bangsa dan lambang identitas kemerdekaan serta kedaulatan NKRI. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rencana Pembuatan ORI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Saat Indonesia telah merdeka dari negara penjajah, Sukarno selaku presiden pertama mengeluarkan Maklumat Presiden Republik Indonesia pada 3 Oktober 1945 berisi 4 jenis uang sementara yang berlaku sebagai alat pembayaran.

Pertama, uang kertas De Javasche Bank, peninggalan dari zaman kolonial belanda. Kedua, De Japansche Regering, uang kertas dan logam dari Hindia Belanda yang disiapkan Jepang sebelum menguasai Indonesia .

Ketiga, Sain Nippon yang dikeluarkan saat masa penjajahan Jepang. Keempat, Dai Nippon Teikoku Seibu, emisi 1943 yang bergambar Wayang Orang Satria Gatotkaca bernilai 10 rupiah dan gambar Rumah Gadang Minang bernilai 5 rupiah. 

Pada 7 Oktober 1945, AA Maramis selaku Menteri Keuangan membentuk Panitia Penyelenggara Pencetakan Uang Kertas Republik Indonesia. Panitia tersebut diketuai oleh T.R.B. Sabaroedin dari Kantor Besar Bank Rakyat Indonesia (BRI). Panitia ini dibuat untuk mewujudkan rencana Sukarno dalam menerbitkan Oeang Republik Indonesia (ORI). Kemudian, para anggota yang tergabung dalam penentuan lahirnya ORI terdiri dari Kementerian Keuangan, Kementerian Penerangan, dan wakil dari Serikat Buruh Percetakan. 

Awal Pencetakan dan Penerbitan ORI

Berdasakan laman kemenkeu,.go.id, memasuki masa pencetakan, ORI selalu dikerjakan pada jam 7 pagi hingga 10 malam setiap harinya pada Januari 1946. Namun, pencetakan ORI yang berlokasi di Jakarta harus diberhentikan karena alasan situasi keamanan. Pencetakan dipindahkan ke beberapa daerah, seperti Surakarta, Yogyakarta, Malang, dan Ponorogo. 

Pada 30 Oktober 1946, ORI diedarkan untuk pertama kalinya tercantum tanggal emisi 17 Oktober 1945dan ditandatangani oleh A.A Maramis. Saat itu, ORI menjadi salah satu identitas dan bentuk kedaulatan yang dimiliki oleh perekonomian Indonesia. Dilansir dari djkn.kemenkeu.go.id, RI digunakan diterbitkan guna menstabilkan perekonomian Indonesia yang mengalami inflasi tinggi. Selain itu, ORI juga menjadi pengganti mata uang yang diterbitkan oleh pemerintah Belanda dan Jepang. 

Dari ORI menjadi ORIDA

Setelah ORI beredar ke publik, Oeang Republik Indonesia Daerah ORIDA) dikeluarkan oleh pemerintah dan mengikuti kebijakan yang ada dalam masing-masing daerah. Namun, kondisi perang yang ada di Indonesia pada masa itu membuat uang beredar sulit dihitung dengan tepat. Selain itu, terjadi kesulitan lainnya saat memisahkan data dalam memperkirakan indikator perekonomian, seperti neraca perdagangan dan keuangan negara. 

 

GEZITA INOVA RUSYDA  | ANNISA FIRDAUSI

S. Dian Andryanto

S. Dian Andryanto

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus