Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penerapan prinsip kesetaraan gender, keberagaman, dan inklusivitas —gender equality, diversity, and inclusion atau GEDI penting dimiliki media massa. (GEDI) di media massa bukan hanya soal kepatuhan terhadap standar sosial, tetapi juga merupakan langkah untuk meningkatkan kualitas dan daya saing industri media.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Myra Abdallah, Senior Manager Communications GEDI & Digital Safety di WAN-IFRA Women in News, menjelaskan alasan mendasar mengapa penerapan GEDI sangat penting khususnya bagi media massa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Memahami GEDI dan Penerapannya
GEDI, yang merupakan singkatan dari kesetaraan gender, keberagaman, dan inklusi sering kali dikenal dengan berbagai istilah seperti DER yakni keanekaragaman, kesetaraan dan inklusi atau GEDSI yaitu kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial. Meskipun ada beberapa perbedaan terminologi, esensi dari GEDI adalah sama—yakni menciptakan lingkungan yang adil dan inklusif.
Abdallah mengatakan ketika seseorang berbicara tentang kesetaraan gender, namun celah gender di industri media masih sangat besar. Statistik menunjukkan bahwa perempuan hanya memegang satu dari empat posisi editorial teratas di organisasi media besar dunia dan satu dari tujuh posisi bisnis teratas. "Perempuan juga jarang tampil sebagai penulis utama atau pakar dalam media, hanya sekitar 25 persen," katanya dalam diskusi di kawasan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat, 23 Agustus 2024.
Myra Abdallah, Senior Manager, Communications, GEDI & Digital Safety di WAN-IFRA Women in News saat ditemui di kawasan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat, 23 Agustus 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Masalah ini diperburuk dengan adanya laporan bahwa 40 persen jurnalis perempuan dan non-konformis gender mengalami pelecehan seksual, sementara 75 persen jurnalis asing mengalami kekerasan daring pada 2021. Angka-angka ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender.
Manfaat GEDI bagi Media Massa
Penerapan GEDI menawarkan berbagai manfaat bagi media massa. Pertama, menarik talenta. Sekitar 70 persen pencari kerja ingin bergabung dengan organisasi yang merepresentasikan mereka dan memiliki keberagaman serta inklusi. Kedua, meningkatkan kreativitas. Bekerja dengan orang yang memiliki latar belakang berbeda dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi. Ketiga, meningkatkan reputasi dan kredibilitas.
Abdallah menjelaskan, penelitian Microsoft Advertising mengungkapkan bahwa 64 persen konsumen cenderung mempercayai perusahaan yang menunjukkan keberagaman dalam pemasaran mereka. "Dalam konteks media massa, hal ini berarti bahwa penerapan GEDI dapat meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan publik terhadap konten yang diproduksi," kata Abdallah .
Selain itu, 63 persen responden juga merasa bahwa iklan yang mempromosikan keberagaman lebih relevan.
Menurut Abdallah , media massa yang menerapkan GEDI cenderung menarik lebih banyak talenta berkualitas. Kandidat cenderung memilih perusahaan yang mencerminkan nilai-nilai keberagaman dan inklusi, sehingga meningkatkan kualitas dan kreativitas tim. Kemudian, lingkungan kerja yang beragam memacu kreativitas dan inovasi. Individu dengan latar belakang berbeda dapat memberikan perspektif yang unik, memperkaya konten dan pendekatan editorial.
Tak hanya itu, konten yang inklusif lebih mudah diakses oleh audiens yang lebih luas. Bahkan ia merinci, konten dengan penggunaan bahasa inklusif dan penyediaan aksesibilitas seperti terjemahan dan infografis yang mudah dibaca akan berkontribusi pada reputasi positif dan keterlibatan pembaca yang lebih tinggi.
Khin Thandar, Director of Southeast Asia at WAN-IFRA Women In News saat ditemui di kawasan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat pada Jumat, 23 Agustus 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Menerapkan GEDI dalam media massa bukan hanya tentang memenuhi standar sosial, tetapi juga merupakan strategi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing media. "Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ini, media dapat menciptakan konten yang lebih relevan, menarik, dan kredibel," ujar Abdallah menambahkan.
Director of Southeast Asia WAN-IFRA Women in News Khin Thandar mengatakan pemilik perusahaan yang belum menerapkan kesetaraan gender, keberagaman, dan inklusivitas perlu mengubah pola pikir mereka. Menurut Thandar, dengan berpikir secara inklusif, kita jadi bisa memperhatikan hal-hal detail yang sebelumnya terlewatkan. Untuk membuat kantor lebih inklusif, setiap orang perlu mempertimbangkan sebanyak mungkin kategori sosial dalam membuat kebijakan. "Termasuk soal gender, usia, disabilitas, etnis, dan agama," kata Thandar.