Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Sebatik - Bank Indonesia mengedarkan uang baru tahun emisi 2022 di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, tepatnya di Kampung Pancasila, Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Marlison Hakim menjelaskan pengedaran itu pertama kali dilakukan di Pulau Terdepan dan Pulau Terluar untuk uang baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Hari ini kami melakukan pengedaran perdana uang rupiah tahun emisi 2022 di wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia. Melalui kegiatan in, kami ingin menunjukkan bahwa rupiah harus menjadi tuan rumah, berdaulat, dan kebanggaan di negerinya sendiri,” ujar dia di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, pada Kamis, 1 September 2022.
Pengedaran uang rupiah baru tahun emisi 2022 itu dilakukan tepat di depan rumah ikonik yang berada tepat di atas batas patok antara Indonesia dan Malaysia—kerap dijuluki sebagai rumah dua negara. Rumah yang dipasang papan bertuliskan “Rumah Perbatasan Patok 3 Indonesia-Malaysia” itu memiliki bagian depan dan ruang tamu yang berada di Indonesia, serta ruang utama dan bagian belakang berada di Malaysia.
Marlison menilai penting pengedaran uang baru di Pulau Sebatik, karena rupiah bukan sekadar alat transaksi, tapi menjadi simbol negara. Wilayah perbatasan, kata Marlison, merupakan lokasi yang sangat strategis, karena berhadapan langsung dengan negara lain yaitu Malaysia.
“Yang kita jaga adalah rupiah berdaulat di negeri ini dan kita tidak ada ruang untuk adanya uang selain rupiah di negeri ini. Dan di sinilah kenapa kami fokus di dalam konteks kita menyediakan rupiah di perbatasan,” tutur dia.
Uang Rupiah Harus Beredar di Perbatasan
Tujuannya, Marlison melanjutkan, agar masyarakat dalam melakukan transaksi apapun di wilayah NKRI termasuk perbatasan, tetap menggunakan rupiah. Dan momentum uang baru ini, dia berujar, bisa memperlihatkan kepada masyarakat bahwa rupiah semakin berkualitas sehingga bisa memiliki kebanggaan terhadap rupiah.
“Bangga terhadap rupiahnya dia, ketika sudah bangga terhadap rupiah, tentu dia juga bangga terhadap negaranya dibandingkan dengan negara lain,” kata Marlison. “Oleh karena itu peredaran uang rupiah harus kita pastikan ada di seluruh wilayah NKRI termasuk diperbatasan.”
Uang kertas yang diedarkan itu diluncurkan Bank Indonesia pada 18 Agustus 2022, sehari setelah perayaan Hari Ulang Tahun atau HUT Kemerdekaan RI. Uang tersebut terdiri atas pecahan rupiah Rp 100.000; Rp 50.000; Rp 20.000; Rp 10.000; Rp 5.000; Rp 2000; dan Rp 1000.
Uang baru tetap mempertahankan gambar utama pahlawan nasional pada bagian depan, serta tema kebudayaan Indonesia (gambar tarian, pemandangan alam, dan flora) pada bagian belakang sebagaimana uang tahun emisi 2016.
Terdapat tiga aspek inovasi penguatan uang baru yaitu desain warna yang lebih tajam, unsur pengaman yang lebih andal, dan ketahanan bahan uang yang lebih baik.
Inovasi dimaksudkan agar uang rupiah semakin mudah untuk dikenali ciri keasliannya, nyaman, dan aman untuk digunakan, serta lebih sulit dipalsukan. Sehingga uang rupiah semakin berkualitas dan terpercaya serta menjadi kebanggaan bersama sebagai simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
KHORY ALFARIZI (PULAU SEBATIK)
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini