EKA Tjipta Widjaja bukan saja raja minyak goreng Bimoli, tapi juga raja buku tulis. Pabriknya yang bernama Tjiwi Kimia -- tiap tahun memproduksi 500 juta buku tulis-adalah terbesar di Asia. Pekan lalu, Tjiwi mengekspor ke-600 kalinya dengan tujuan Timur Tengah. Nilainya 17 juta dolar untuk tiga kontainer. "Kami telah menguasai 90% pasar buku tulis di Timur Tengah," kata Preskom Tjiwi, Teguh Gandha Widjaja, anak sulung Eka. Padahal, dua tahun sebelumnya pasar buku di sana masih dikuasai produsen dari Eropa. Memang, Tjiwi bukan lagi nama asing bagi orang-orang Arab. Bahkan ada seorang pengusaha sana yang siap membeli satu jut saham Tjiwi, kalau akhir tahun ini jadi go public. Pada 1992, Tjiwi akan meningkatkan produksi dua kali lipat. Sebelumnya, ia akan terjun ke pasar modal. Dana yan masuk, menurut Teguh, akan digunakan untuk membeli mesin-mesin baru, senilai Rp 155 milyar. Prospek Tjiwi memang cerah. Dari ekspornya pada 1987, diraih laba 23 juta dolar, tahun 1988, 29 juta dolar. Dan tahun ini, diperkirakan 3 juta dolar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini