Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memprediksi dari sisi harga tekanan inflasi 3 dan 6 bulan yang akan datang, yaitu pada Desember 2024 dan Maret 2025 diperkirakan meningkat. Kondisi itu tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Desember 2024 dan Maret 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 152,6 dan 169,4.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka itu lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 134,3 dan 155,9. “Peningkatan tersebut sejalan dengan kenaikan permintaan saat Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada Desember 2024 dan bulan Ramadan pada Maret 2025,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu, 13 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam keterangan tertulis yang sama, BI juga memperkirakan kinerja penjualan eceran pada Oktober 2024 tetap tumbuh. Kondisi itu tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober 2024 yang diprakirakan mencapai 209,5 atau sebesar 1,0 persen secara tahunan.
“Kinerja penjualan eceran tersebut ditopang oleh peningkatan penjualan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, Suku Cadang dan Aksesori, serta Subkelompok Sandang,” kata Ramdan.
Ramdan mengatakan secara bulanan, penjualan eceran membaik meski masih mengalami kontraksi sebesar 0,5 persen. Dia menyebut perbaikan ini didorong oleh kenaikan penjualan subkelompok sandang dan perlengkapan rumah tangga. Selain itu, kondisi ini juga didorong oleh kenaikan penjualan suku cadang dan aksesori.
“Didukung oleh kelancaran distribusi,” kata Ramdan.
Pada September 2024, IPR tetap tumbuh 4,8 persen secara tahunan atau sebesar 210,6. Kondisi ini lebih rendah dibandingkan Agustus 2024 yang tumbuh 5,8 persen secara tahunan.
“Pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan penjualan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta Suku Cadang dan Aksesori,” kata Ramdan.
Secara bulanan, penjualan eceran pada September 2024 terkontraksi 2,5 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 1,7 persen. Berdasarkan kelompoknya, penurunan terutama terjadi pada Subkelompok Sandang, Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau.
“Seiring dengan penurunan permintaan masyarakat setelah berakhirnya berbagai program diskon dalam rangka Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI),” kata dia.
Pilihan Editor: Penghapusan Piutang Macet UMKM Hanya Berlaku Bagi Nasabah Bank Himbara, Apa Maksudnya?