Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai ekspansi perbankan nasional ke luar negeri sebaiknya cukup dilakukan satu hingga dua bank saja karena biaya yang tinggi.
"Saya pernah buka 7 outlet remittance beberapa tahun lalu tapi rugi, akhirnya saya tutup diganti kerja sama dengan bank di Malaysia dan money changer, bisa profit," katanya kepada Bisnis, Selasa, 6 Oktober 2020.
Menurutnya, berkaca dari itu, daripada melakukan ekspansi ke luar negeri, perbankan nasional sebaiknya melebarkan sayap di dalam negeri. Dengan ekspansi di dalam negeri, akan banyak tenaga lokal yang direkrut sehingga membantu mengurangi pengangguran.
Soal ekspansi ke luar negeri, Jahja menilai cukup dilakukan satu atau dua bank saja. "Saya kira karena cost tinggi di luar dan kalau menurut saya cukup 1 hingga 2 bank saja yang keluar negeri. Jadi, tidak rebutan dan bersaing dengan sesama [bank nasional]," katanya.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn mengatakan, hingga saat ini, perseroan memiliki kantor perwakilan di dua negara yakni di Hong Kong dan Singapura.
Di samping itu, BCA bekerja sama dengan Mastercard dan Visa dalam memberikan nilai tambah kepada nasabah BCA di luar negeri.
"Nasabah BCA dapat melakukan tarik tunai di luar negeri sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Nasabah juga dapat melakukan transaksi debit di jutaan gerai berlogo Debit BCA untuk transaksi di dalam negeri dan puluhan juta gerai di luar negeri yang terkoneksi melalui jaringan Mastercard," katanya.
BISNIS
Baca juga: Bos BCA: Open Banking, Tantangan yang Tak Mudah Karena Terkait Kerahasiaan Data
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini