Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi atau Menkop Budi Arie Setiadi mengatakan menu program Makan Bergizi Gratis akan divariasikan dalam periode waktu telah ditentukan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Dalam peresmian porgram MBG di hari pertama, ia sempat meninjau dapur yang menjadi Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Budi Arie juga sempat memperlihatkan menu MBG di hari pertama yang terdiri dari nasi putih, tumis buncis, ayam teriyaki dan buah pisang. "Berganti-ganti sampai 20 hari, ya. Dua puluh hari sekali baru ganti," ujarnya pada Senin, 6 Desember 2025. Adapun lokasi yang ia tinjau kali ini merupakan satu dari 190 SPG di 26 provinsi yang mulai melaksanakan program Makan Bergizi Gratis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan kapasitas tiap SPG menghasilkan 3.000 porsi MBG, ia memprediksi ada sebanyak 500 ribu paket makan yang didistribusikan ke seluruh Indonesia pada hari ini. Soal pergantian menu MBG sendiri, Budi Arie menyerahkan teknisnya kepada BGN.
Hal itu, menurut dia, karena BGN yang menjadi penanggung jawab dalam menyetujui rencana menu untuk MBG. "Kalau menurut BGN kan makanannya harus bisa variatif sampai 20 hari," katanya kepada para wartawan.
Budi Arie juga memastikan tidak mengevaluasi program MBG tersebut. Sesuai siklus 20 hari itu, program MBG baru bisa dievaluasi dalam satu bulan ke depan.
Kendati Budi Arie mengatakan menu akan berganti tiap 20 hari sekali, pendapat sebaliknya dikemukakan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Hasbi. "Setiap hari menunya berbeda-beda, jadi dalam satu bulan itu minimal sekali atau dua kali seminggu ada susu," ujar Hasan saat meninjau pelaksanaan MBG di Jawa Barat, seperti dikutip dari Antara pada Senin, 6 Januari 2025.
Pernyataan soal pergantian menu itu juga dikonfirmasi oleh Asisten Chef Sutanto yang bertugas di SPPG Lanud Halim. "Iya (berganti setiap hari)," kata Sutanto saat dihubungi lewat aplikasi perpesanan pada Senin malam, 6 Januari 2025.
Adapun pemerintah telah menganggarkan Rp 71 triliun hingga akhir tahun 2025 untuk program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu dengan target penerima manfaat mencapai 19,47 juta orang. Sementara untuk jumlah koperasi yang dinyatakan siap memasok bahan bakunya mencapai 1.332 unit.
Pemerintah juga memastikan untuk pengadaan seluruh bahan baku untuk program tersebut adalah produk dalam negeri. Hal ini agar ekonomi masyarakat bisa berputar dan memberikan multiplier effect yang besar bagi perekonomian daerah.