Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi membagikan momen saat meninjau bandara Ibu Kota Nusantara atau IKN via media sosialnya, pada Minggu, 6 Oktober 2024. Dalam video yang dia unggah, Budi Karya berada di bandara IKN bersama sejumlah pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Menurut Budi Karya landasan pacu atau runaway bandara IKN sudah mencapai 2.200 meter. Sedangkan lebarnya, 45 meter. Saat ini, runaway sedang dalam proses penebalan aspal untuk uji coba pendaratan pesawat pada 10 Oktober 2024.
“Insyaallah selesai tanggal 10 pagi karena sorenya akan dilakukan uji coba,” kata Budi Karya, dikutip dari unggahan di Instagram @budikaryas, Senin, 7 Oktober 2024.
Sebelumnya, Pesawat Kepresidenan dengan tipe RJ85 berhasil mendarat di bandara IKN Selasa, 24 September 2024. Pesawat itu mengantar Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke beberapa wilayah di Kalimantan.
Begitu proses penebalan runaway selesai, dalam keterangan tertulisnya, Budi Karya menyebut Bandara IKN akan didarati Pesawat Kepresidenan Boeing Business Jet 737-800 yang berukuran lebih besar dari RJ85.
Adapun secara total, runaway Bandara IKN bakal dibangun sepanjang 3.000 meter. Pemerintah menargetkan target ini tercapai pada 31 Desember 2024. Bandara yang dibangun dengan luas terminal 7.350 meter persegi ini nantinya bisa melayani pendaratan pesawat hingga jenis terbesar B-777 300 ER dan A380.
Selanjutnya baca: Tak lagi eksklusif
Pembangunan Bandara IKN diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2023 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Bandar Udara Very Very Important Person untuk Mendukung Ibu Kota Nusantara.
Namun, Bandara IKN disebut-sebut tidak lagi menjadi Bandara VVIP alias tidak lagi eksklusif. Presiden Jokowi yang menginginkan bandara baru di Kalimantan Timur itu menjadi bandara untuk penerbangan komersial.
“Kami harapkan untuk masyarakat umum,” kata Jokowi, Selasa, 24 September 2024.
Namun, akademisi Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menilai bandara IKN, tak layak jika akan difungsikan sebagai bandara komersial. Musababnya, pemerintah belum memperhatikan akses masyarakat terhadap bandara tersebut.
“Masyarakatnya belum banyak di sekitaran situ, jadi pengguna masih sedikit. Saya menduga bandara itu baru bisa untuk komersial di 2045. Itu pun kalau diseriusin,” katanya ketika dihubungi Tempo pada Rabu, 25 September 2024.
Trubus mendorong agar pemerintah lebih memaksimalkan bandara yang sudah ada terlebih dahulu di Samarinda dan Balikpapan, ketimbang bandara IKN. “Dua bandara itu bisa diperluas atau fasilitasnya ditingkatkan. Sementara bandara IKN ini jangan difungsikan dulu, supaya tak menimbulkan konflik kepentingan dengan dua bandara itu,” ujarnya.
Bagus Pribadi berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Menhub Budi Karya: Bandara IKN Disiapkan untuk Uji Coba Pendaratan Pesawat Besar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini