Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Cerita Erick Thohir Disekolahkan di Sekolah Swasta Katolik, Negeri, hingga Kampus Luar Negeri

Erick Thohir menceritakan kisahnya belajar di tempat yang berbeda, mulai dari sekolah katolik, negeri, hingga berkuliah di luar negeri.

14 Januari 2023 | 20.39 WIB

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan road map BUMN pada 2023 di Gedung Kementerian BUMN, Senin, 2 Januari 2022. Tempo/Amelia Rahima Sari
Perbesar
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan road map BUMN pada 2023 di Gedung Kementerian BUMN, Senin, 2 Januari 2022. Tempo/Amelia Rahima Sari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menceritakan kisahnya yang disekolahkan di tempat yang berbeda, mulai dari sekolah katolik, sekolah negeri, hingga berkuliah di luar negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Bapak saya, almarhum Haji Muhammad Thohir dan Ibu saya menyekolahkan saya SD-SMP di sekolah katolik swasta. Lalu, beliau juga menyekolahkan saya di sekolah negeri, SMA 3 (SMAN 3 Jakarta). Lalu, saya dikirim oleh beliau ke luar negeri untuk belajar," kata Erick dalam acara Perayaan Natal bersama Kementerian BUMN dan BUMN di Ice BSD, Tangerang, yang juga disiarkan via YouTube, Sabtu, 14 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Erick menceritakan, dia suka bertanya kepada almarhum bapaknya mengapa sekolahnya sangat berbeda antara satu dan lainnya. "Beliau menyampaikan: karena saya mau anak saya mulai dari kecil belajar apa itu Indonesia," kata dia mengenang jawaban orangtuanya.

Ia kemudian mengatakan di sekolah-sekolah tersebut, dia belajar menjadi manusia Indonesia seutuhnya. "Saya harus beradaptasi dari sebuah sekolah swasta katolik langsung ke sekolah negeri yang berbeda kulturnya. Dari sekolah negeri saya dikirim ke luar negeri, beda lagi kulturnya," kata Erick. 

Itulah, kata dia, yang dirasakannya saat diberi kesempatan memimpin BUMN. Dia selalu menyampaikan, kalau hendak sukses mentransformasikan BUMN, yang paling penting adalah mentransformasi kultur dan akhlaknya.  

"Tidak mungkin transformasi terjadi kalau tidak terjadi transformasi daripada manusianya," tuturnya.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

 

Amelia Rahima Sari

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus