Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal menyarankan pergantian Pertalite dengan Pertamax 92 dilakukan secara bertahap. Diberitakan sebelumnya, Dirut Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan rencana Pertamina menghapus Pertalite dan menggantinya dengan Pertamax 92 mulai 2024 mendatang.
"Kalau langsung dihapus ke Pertamax 92, masyarakat bisa syok. Harus ada transisi dulu," tutur Faisal kepada Tempo pada Kamis malam, 31 Agustus 2023. Pertamax 92 merupakan campuran Pertalite dengan etanol 7 persen.
Masa transisi ini, kata Faisal, juga bisa dilakukan dengan subsidi harga Pertamax Green 92. Misalnya, disamakan dengan harga Pertalite. "Untuk awalan," ucapnya.
Faisal menuturkan, Pertamina harus memperhatikan masalah distribusi dan kecukupan volume Pertamax 92 untuk seluruh wilayah tanah air. Sebab jika Pertalite dihapus, otomatis permintaan Pertamax Green 92 bakal tinggi.
"Pertamax Green 92 mesti tersedia dalam jumlah besar untuk memenuhi konsumsi di luar Jawa dan dan di seluruh daerah yang jauh," kata Faisal.
Kendati demikian, rencana pergantian Pertalite dengan Pertamax Green 92 memang belum disetujui pemerintah. Nicke menyebut rencana itu masih menjadi kajian yang dilakukan di internal Pertamina.
Nicke menjelaskan, kajian soal Pertamax Green 92 dilakukan untuk menghasilkan kualitas BBM yang lebih baik. Sebab, bahan bakar dengan kadar oktan yang lebih tinggi diklaim semakin ramah lingkungan. Selain berdampak baik pada mesin kendaraan, nomor oktan yang tinggi bisa menurunkan emisi.
"Namun ini baru usulan sehingga tidak untuk menjadi perdebatan,” kata Nicke, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 31 Agustus 2023.
Pilihan editor: Ekonom Beberkan PR Pemerintah Jika Pertalite Diganti Pertamax Green 92, Apa Saja?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini