Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Enam Hal yang Harus Dicermati Pemula Sebelum Bermain Saham

Ada enam hal yang harus dicermati pemula sebelum bermain saham agar tak merugi.

1 Oktober 2019 | 08.30 WIB

Pengunjung memperhatikan layar pergerakan saham saat Public Expose Live 2019 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 20 Agustus 2019. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) atau yang biasa disebut Self Regulatory Organization (SRO) menggelar Public Expose Live 2019 yang diikuti 42 emiten. TEMPO/Tony Hartawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pengunjung memperhatikan layar pergerakan saham saat Public Expose Live 2019 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 20 Agustus 2019. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) atau yang biasa disebut Self Regulatory Organization (SRO) menggelar Public Expose Live 2019 yang diikuti 42 emiten. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pasar saham adalah salah satu tempat berinvestasi yang legal dan berpotensi menghasilkan keuntungan tinggi. Warren Edward Buffett adalah salah satu contoh orang yang suskses di saham paling populer di dunia dan banyak dijadikan panutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Buffett pernah jadi orang terkaya ketiga di dunia pada 2015 versi majalah Forbes. Pada 2012, ia didapuk oleh majalah Time sebagai salah satu orang paling berpengaruh di dunia. Tahun ini kekayaannya diperkirakan mencapai US$81,7 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Indonesia juga ada nama Lo Kheng Hong yang sukses berinvestasi di pasar saham. Pria kelahiran 20 Februari 1959 itu adalah Warren Buffett-nya Indonesia. Menurutnya, menjadi seorang investor saham itu bisa membuat kaya, sekalipun ditinggal tidur. Menurut sejumlah sumber, pada 2012 saja ia memiliki aset berupa saham bernilai Rp 2,5 triliun.

Beberapa langkah berikut ini bisa menjadi strategi investasi saham untuk pemula.

1. Investasikan Waktu Sebelum Uang
Sebelum benar-benar terjun ke saham, Anda bisa alokasikan waktu mempelajari dasar-dasar investasi saham. Pahami istilah-istilah yang sering digunakan agar tidak bingung dan malah membuat pusing kepala.

Asah kemampuan dengan memakai akun trading yang disediakan untuk simulasi perdagangan di pasar saham, contonya RTI atau Stockbit. Bergabunglah ke komunitas atau grup media sosial yang khusus membahas saham.

Biasanya di forum seperti itu ada orang-orang yang sudah cukup ahli dan bisa menjadi tempat bertanya. Beberapa forum juga memberikan rekomendasi. Untuk rekomendasi saham, bisa juga didapat dari pihak sekuritas tempat anda mendaftarkan akun trading, atau membaca ulasannya di website berita ekonomi dan bisnis. Selain itu banyak membaca buku tentang saham.


2. Mulailah Dari Jumlah Kecil
Semakin besar dana dipertaruhkan, maka semakin tinggi pula risikonya. Sebagai pemula sebaiknya mulai dengan dana kecil, bisa Rp 10 juta – Rp 30 juta. Bahkan banyak yang memulai investasi saham dengan nominal ratusan ribu.

Jika mau memulainya dari angka kecil, bisa memilih perusahaan sekuritas yang menyediakan akun dengan minimal deposit awal Rp100.000. Namun, biasanya kutipan fee per transaksinya sedikit lebih tinggi dari akun yang depositnya besar.

3. Amati Situasi Ekonomi dan Politik
Peka terhadap situasi ekonomi dan politik ini penting untuk mengambil keputusan, karenanya rajin-rajinlah menyimak berita bisnis, ekonomi, dan politik. Berita politik bisa jadi berkaitan dengan kebijakan pemerintah dan seringkali berpengaruh langsung terhadap masa depan perusahaan yang sahamnya Anda pegang.

4. Pahami Perusahaan dan Industrinya
Investor kawakan Lo Kheng Hong adalah contoh bagaimana ia memahami perusahaan yang dibeli lewat pasar saham. Ia memborong saham-saham Grup Indika, yakni PT Indika Energy Tbk. (INDY), PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. (MBSS), dan PT Petrosea Tbk. (PTRO).

Lo Kheng Hong berani menaruh dana besar di perusahaan-perusahaan itu karena ia paham betul dengan bisnis yang dijalankan.

Sebagai investor pemula, Anda juga bisa mulai dari perusahaan yang dipahami kinerjanya. Pahami juga industrinya, apakah sedang naik atau lagi surut.

5. Pilih Saham Big Caps
Big caps adalah istilah untuk saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar sehingga tidak mudah digoreng atau dimanipulasi oleh investor dengan modal besar. Istilah lainnya adalah saham lapis satu atau blue chips. Kapitalisasi saham-saham ini bisa mencapai angka Rp 40 triliun.

Saham-saham yang termasuk big caps antara lain BBCA, BBRI, TLKM, UNVR, BMRI, ASII, HMSP, TPIA, ICBP, BBNI, GGRM

6. Saham dengan PER Rendah
Price to Earning Ratio atau rasio PE (PER) alat penghitungan harga saham suatu perusahaan dibandingkan dengan keuntungan tahunan perusahaan. Saham-saham dengan nilai Rasio PE rendah lebih menarik karena laba per saham yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga sahamnya.

Tingkat rasio ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang dimiliki investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan. Semakin tinggi rasio P/E, semakin besar kepercayaan investor.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus