Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Erick Thohir Minta Bank Swasta Ikut Biayai Program Perumahan Rakyat

Erick Thohir menyoroti sekitar 80 persen pangsa pasar kredit perumahan subsidi masih ditopang oleh BTN.

12 Februari 2025 | 07.21 WIB

(Dari kiri) Ketua Pengembangan Keuangan Digital Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia (Pandu Sjahrir), Menteri BUMN (Erick Thohir), Ketua Komisi XI DPR RI (Mukhamad Misbakhun), Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Maruarar Sirait) dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, saat Konferensi Pers di Bank Indonesia, Selasa 11 Februari 2025. Tempo/Dani Aswara
material-symbols:fullscreenPerbesar
(Dari kiri) Ketua Pengembangan Keuangan Digital Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia (Pandu Sjahrir), Menteri BUMN (Erick Thohir), Ketua Komisi XI DPR RI (Mukhamad Misbakhun), Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Maruarar Sirait) dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, saat Konferensi Pers di Bank Indonesia, Selasa 11 Februari 2025. Tempo/Dani Aswara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah meminta bank swasta untuk turut serta dalam pembiayaan program perumahan rakyat, seiring dengan rencana percepatan pembangunan tiga juta unit rumah per tahun. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan proyek ini membutuhkan kolaborasi lintas sektor, termasuk keterlibatan bank-bank swasta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Kita mengharapkan ada peran dari bank swasta untuk mendukung program pemerintah ini. Jadi tidak hanya kami sendiri. Ini program yang masif, harus didukung untuk kepentingan rakyat Indonesia yang sangat membutuhkan perumahan,” ujar Erick dalam pertemuan yang digelar di Gedung Bank Indonesia, Selasa malam, 11 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Saat ini, Erick menyebut sektor pembiayaan perumahan masih didominasi oleh bank-bank milik negara yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), seperti Bank Tabungan Negara (BTN), Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Negara Indonesia (BNI). Erick menyoroti sekitar 80 persen pangsa pasar kredit perumahan subsidi masih ditopang oleh BTN, sehingga keterlibatan bank swasta menjadi krusial untuk mempercepat pencapaian target.

Dorongan pemerintah untuk merealisasikan pembangunan perumahan rakyat secara masif itu disambut juga oleh Bank Indonesia (BI). Berdasarkan pertemuan antara Gubernur BI Perry Warjiyo bersama Menteri BUMN, Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Maruar Sirait serta pengurus Danantara dan Ketua Komisi XI DPR RI, BI memutuskan untuk menaikkan insentif likuiditas makroprudensial dari Rp 23,19 triliun menjadi Rp 80 triliun untuk mendukung sektor perumahan.

Perry mengatakan perumahan memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. “Perumahan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, tetapi juga mendukung sektor-sektor lain seperti semen, baja, serta meningkatkan jumlah tenaga kerja,” kata Perry.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruar Sirait menyebut sektor ini menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal ketersediaan likuiditas. Ia berharap sinergi antara pemerintah, perbankan, dan investor bisa menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat.

“Kita tahu ada keterbatasan likuiditas. Harapan kami, BI bisa membantu ketersediaan likuiditas itu, dan bank-bank swasta bisa ikut serta agar program ini bisa berjalan maksimal,” ujar Maruar.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus