Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Garuda Blakblakan soal Pemberhentian Operasi 15 Pesawat

Manajemen Garuda Indonesia menyebutkan para pemain industri penerbangan tengah terkendala keterbatasan suplai suku cadang.

7 Mei 2025 | 12.09 WIB

Pesawat yang disiapkan Garuda Indonesia untuk penerbangan calon jemaah haji 2025, di Bandara Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 30 April 2025. Tempo/Septhia Ryanthie
Perbesar
Pesawat yang disiapkan Garuda Indonesia untuk penerbangan calon jemaah haji 2025, di Bandara Adi Soemarmo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 30 April 2025. Tempo/Septhia Ryanthie

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengatakan saat ini ada satu pesawat Garuda Indonesia dan 14 pesawat Citilink yang menunggu perawatan rutin berupa proses heavy maintenance. Saat ini para pemain industri penerbangan terkendala keterbatasan suplai suku cadang.   

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Sekretaris Perusahaan Garuda mengatakan proses perawatan armada pesawat ini akan dilaksanakan tahun ini. Kondisi keterbatasan supply chain atas suku cadang saat ini juga tengah dihadapi hampir seluruh pelaku industri penerbangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sehingga menyebabkan pelaksanaan heavy maintenance membutuhkan waktu yang lebih panjang,” kata Sekretaris Perusahaan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Rabu, 7 Mei 2025. 

Adapun heavy maintenance ini diperlukan untuk memastikan standar keselamatan dan kelayakan terbang pesawat dari perusahaan berkode saham GIAA tersebut. Dia menyebut proses ini juga bagian dari optimalisasi pelayanan Garuda Group. 

Garuda Indonesia Group terus mendorong optimalisasi kapasitas produksi di tengah tantangan industri penerbangan global. Garuda Indonesia sejak akhir 2024, misalnya, telah mendatangkan empat armada narrow body yakni Boeing 737-800NG (PK-GUF dan PK-GUG).

Sementara itu, dua armada lainnya, PK-GUH dan PK-GUI, mulai beroperasi pada kuartal II 2025. Langkah ini sejalan dengan pemulihan permintaan dan peningkatan trafik penumpang pascapandemi serta pertumbuhan sektor pariwisata nasional

Manajemen memastikan kapasitas produksi Garuda Indonesia ke depan diselaraskan dengan outlook kinerja perseroan sesuai pertumbuhan permintaan pasar. Langkah ini juga agar bisnis penerbangan Garuda Group bisa terjaga secara berkelanjutan. 

“Garuda Indonesia optimistis dapat terus bertransformasi menjadi maskapai yang agile dan berdaya saing, menghadirkan layanan udara yang aman dan andal bagi masyarakat,” kata Sekretaris. 

Adil Al Hasan

Bergabung dengan Tempo sejak 2023 dan sehari-hari meliput isu ekonomi. Fellow beberapa program termasuk Jurnalisme Data AJI Indonesia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus