Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Transportasi dan Infrastruktur Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik (Asperindo) Hari Sugiandi mengeluhkan sejumlah maskapai penumpang yang memberi harga jauh di bawah harga pasar untuk biaya pengiriman kargo udara.
"Sayangnya, jual harga pengiriman kargo udara itu yang diumumkan resmi senilai Rp 77.300 per kg, sementara maskapai swasta penumpang menjualnya dengan harga Rp 53 ribu per kg. Ini otomatis tidak membangun UKM yang sudah berjalan, sudah ada, kenapa [mereka] tidak ikuti harga itu," katanya kepada Bisnis, Minggu, 3 Mei 2020.
Hari mengatakan saat ini anggota Asperindo menyewa pesawat mandiri untuk mengangkut kiriman paket yang harus didistribusikan ke berbagai daerah.
Dia menyebut kemunculan sejumlah maskapai penumpang sebagai angkutan kargo tersebut sebenarnya tidak masalah. Tetapi yang terjadi saat ini adalah adanya pemberian harga yang jauh di bawah harga pasar biaya pengiriman kargo udara.
Dia menyebut persaingan semakin ketat karena seluruh maskapai penumpang ikut bermain di pengangkutan kargo udara.
Memang nyatanya ketika pesawat penumpang tidak beraktivitas dan parkir di hanggar akan merugikan maskapai, tetapi mengaktifkannya dengan prinsip jual rugi pun menurutnya bukanlah hal yang baik.
"Dengan demikian, saat ini terjadi saling tarik pelanggan pengguna kargo udara, padahal sekarang maskapai yang jual murah, berjalan pun rugi," katanya.
Mekanisme menjual ruang kargo murah tersebut berbeda masing-masing maskapai, ada yang menjual memang sejak awal menggunakan harga yang murah, ada pula yang menjual dengan bonus cashback atau uang kembali hingga 30 persen.
Terpisah, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra enggan mengomentari terkait perang tarif di industri kargo udara akibat kedatangan maskapainya dan maskapai penumpang lain di bisnis ini di tengah musim sepi penumpang akibat pandemi virus Corona.
"Saya hanya minta tim fokus di peningkatan kargo udara karena ada kepentingan logistik bangsa ini yang harus dijaga," kata Irfan kepada Bisnis.
Dia pun membenarkan Garuda melayani aktivitas kargo udara menggunakan pesawat udara yang biasa digunakan untuk penumpang, sehingga konfigurasi bangku penumpang pun masih ada dan kargo disimpan di kursi penumpang.
Layanan kargo udara 'dadakan' ini dibuka untuk seluruh rute yang memang dilintasi penerbangan penumpang selama ini. "Ke kota dimana kami selama ini memiliki jalurnya," ujarnya.
BISNIS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini