Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Harga Minyak Dunia Melemah ke USD 78,74, Apakah Harga BBM di RI Bisa Segera Turun?

Harga minyak dunia tertekan oleh kekhawatiran terhadap resesi ekonomi global dan lonjakan nilai tukar dolar AS. Bagaimana nasib harga BBM di RI?

25 September 2022 | 12.43 WIB

Antrian pengendara motor saat akan mengisi BBM disalah satu SPBU Jakarta.(Foto/Tempo/Aryus Probodewo S).
Perbesar
Antrian pengendara motor saat akan mengisi BBM disalah satu SPBU Jakarta.(Foto/Tempo/Aryus Probodewo S).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia melemah pada penutupan perdagangan Jumat lalu, 23 September 2022. Harga komoditas tersebut tertekan oleh kekhawatiran pasar terhadap kelanjutan resesi ekonomi global dan lonjakan nilai tukar dolar AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Data Bloomberg menunjukkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 4,75 poin atau 5,69 persen ke US$ 78,74 per barel. Sedangkan harga minyak Brent turun 4,31 poin atau 4,76 persen ke US$ 86,15 per barel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di dalam negeri, pemerintah berkomitmen menurunkan harga BBM jika harga komoditas energi primer tersebut di pasar dunia kembali melemah. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

Arifin menyebutkan, penyesuaian harga bisa dilakukan jika harga minyak mentah dunia mendekati asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) pada awal tahun di angka US$ 63 per barel.

“Kalau misalnya kembali ke US$ 63 ada (penyesuaian), lah. Kan APBN sekarang US$ 63 per barel, iya toh,” ucapnya pada Selasa dua pekan lalu, 13 September 2022. 

Tim Analis Monex Investindo Futures (MIFX) menyatakan resesi ekonomi dan inflasi tinggi secara global, yang dipicu oleh kasus wabah Corona dan perang Rusia-Ukraina mendorong penolakan negara-negara barat membeli minyak mentah Rusia, menjadi penghambat pemulihan ekonomi global.

Adapun upaya bank sentral AS untuk menekan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan secara agresif, mendukung dolar AS menguat sejak awal tahun 2022 ini. The Fed diprediksi bakal mengerek suku bunga kembali di bulan Oktober mendatang.

“Hal-hal ini telah membebani harga minyak hari ini, walau dibatasi kekhawatiran kelangkaan minyak mentah seiring tertahannya pencabutan sanksi untuk Iran,” seperti dikutip dari Tim Riset MIFX, Sabtu, 24 September 2022.

MIFX juga meramalkan minyak dijual menguji level support di US$ 80 per barel, bila turun di bawah US$ 81 per barel. Tapi, bila bergerak naik ke atas level US$ 82,5, maka minyak berpeluang dibeli menguji resistance selanjutnya di US$ 83,5 per barel.

BISNIS

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus