Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Harimau Peliharaan Alshad Ahmad Mati, Profauna: Harusnya Hidup di Alam

Lembaga swadaya masyarakat, Protection of Forest & Fauna alias Profauna Indonesia, buka suara perihal anak harimau peliharaan Alshad Ahmad mati.

27 Juli 2023 | 12.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Harimau Peliharaan YouTuber, Alshad Ahmad, mati beberapa waktu yang lalu. Lembaga swadaya masyarakat, Protection of Forest & Fauna alias Profauna Indonesia, buka suara perihal ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendiri Profauna Indonesia, Rosek Nursahid, mengatakan peristiwa ini harus dilihat dari dua aspek, yaitu kesejahteraan hewan (animal welfare) dan hukum. Dia lantas menjelaskan aspek pertama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Harimau itu termasuk predator, jadi top predator, pemangsa paling atas, sehingga saya kira akan sulit, kurang bijak kalau itu dipelihara sebagai satwa peliharaan di rumah," kata Rosek saat dihubungi Tempo pada Rabu malam, 26 Juli 2023.

Dia menjelaskan, oleh karena itu harimau perlu mangsa. Dia juga perlu beraktivitas dengan bebas. "Nah, sementara kalau dia (harimau) di rumah, saya yakin itu terbatas sehingga satwa bisa menjadi stres," ujar Rosek.

Menurut dia, stres itu bisa menyebabkan hewan menjadi sakit hingga mati. Namun, dia menilai perlu dicari penyebab kematian harimau tersebut.

"Apalagi ini sudah beberapa ekor, artinya diduga ada yang salah dengan pemeliharaannya," ungkap Rosek. "Harusnya dia (harimau) hidup di alam."

Sementara dari aspek hukum atau legalitas, Rosek tidak bisa memastikan apakah harimau tersebut sah secara hukum. Menurut dia, hal itu harus dikaji. "Karena kalau tidak ada surat izinnya, itu memenuhi unsur pidana," tutur dia.

Selanjutya: KLHK akan evaluasi dan investigasi

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ikut buka suara atas peristiwa meninggalnya harimau Peliharaan Alshad Ahmad.

"Ya (akan ada investigasi), ada evaluasi menyeluruh," kata Dirjen Konservasi dan Sumber Daya Ekosistem KLHK, Satyawan Pudyatmoko, pada Tempo, Rabu.

Untuk kasus meninggalnya harimau itu, Satyawan mengatakan pihaknya akan menurunkan tim untuk evaluasi animal welfare. Dengan begitu, penyebab kematian harimau Benggala tersebut bisa diketahui.

"Setelah ada evaluasi akan kita tentukan langkah selanjutnya," ungkap Satyawan.

Sebelumnya, publik melalui media sosial ramai memperbincangkan Cenora, harimau Alshad Ahmad yang meninggal. Foto Alshad bersama Cenora diunggah di Instagramnya usai harimau itu tewas.

"Ga nyangka Cenora pergi secepet ini, kita semua berduka yang mendalam," tulis Alshad dalam unggahannya, Senin, 24 Juli 2023.

Unggahan itu telah disukai 250.995 orang dan dikomentari 31.145 pengguna Instagram. Salah satu komentarnya menanyakan, berapa banyak harimau Alshad Ahmad yang meninggal sejauh ini. "7 (harimau telah mati), semua hasil breeding sendiri dari 1 indukan," ujar Alshad membalas komentar tersebut.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus