Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Hary Tanoe Klaim Pernah Usul ke Jokowi Agar Siaran TV Digital Berjalan Simulcast

Hary Tanoe menilai keputusan menghentikan siaran TV analog sama halnya dengan memaksa masyarakat membeli STB. Mahfud MD berpendapat lain.

4 November 2022 | 11.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo alias Hary Tanoe, mengklaim pernah menyampaikan usulan ke Presiden Joko Widodo alias Jokowi soal migrasi ke TV digital. Dia meminta agar kebijakan itu berjalan secara simulcast.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Artinya, siaran analog dan siaran digital berjalan bersamaan sampai masyarakat siap migrasi atau analog switch off tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jika ingin cepat, TV analog dilarang diperjualbelkan di pasar. Sehingga, pada saat masyarakat membeli TV baru, yang dibeli otomatis TV digital,” ujar dia lewat keterangan yang diunggah di akun Instagram-nya pada Jumat, 4 November 2022.

Ketua Umum Partai Perindo itu menilai keputusan menghentikan siaran TV analog sama halnya dengan memaksa masyarakat membeli set top box (STB) agar dapat menonton siaran digital. “Secara timing kondisi ekonomi sebagian masyarakat kita kurang baik saat ini karena terimbas pandemi covid-19,” ucap dia.

Hary pun mengklaim pernah mendengar arahan Jokowi di rapat kabinet agar hati-hati dalam menerapkan kebijakan yang menyangkut masyarakat luas. “Termasuk di antara implementasi ASO.”

Menurut Hary Tanoe, saat ini pihak yang diuntungkan adalah pabrik atau penjual STB. Sebab industri itu akan kebanjiran order. “Sebaliknya yang dirugikan adalah masyarakat yang masih menggunakan TV analog yang pada umumnya rakyat kecil,” tutur Hary Tanoe.

Menteri Kominfo Johnny Gerard Plate sebelumnya mengatakan migrasi TV analog ke TV digital merupakan amanat dari UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Di dalamnya disebutkan bahwa migrasi televisi terestrial mesti diselesaikan paling lambat 2 November 2022. 

Sebelumnya, siaran TV analog sudah mengudara selama 60 tahun terakhir sebelum akhirnya distop. Sejalan dengan penerapan migrasi siaran televisi atau ASO ini, pemerintah mulai mendistribusikan STB untuk rumah tangga miskin secara nasional.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengatakan Indonesia tertinggal dalam hal migrasi siaran TV analog ke TV digital ketimbang negara ASEAN lainnya. Musababnya, negara-negara di Asia Tenggara telah mendeklarasikan penghentian siaran TV analog lebih dulu.

"Brunei (Brunei Darussalam), misalnya, telah menghentikan siaran TV analog pada 2017. Malaysia dan Singapura pada 2019, serta Thailand dan Vietnam 2020," ujarnya di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis, 3 November 2022.

Bahkan Mahfud bercerita, beberapa negara di kawasan Asia-Afrika telah menghentikan siaran TV analog pada 2014 yang lalu. Dia mencontohkan Aljazair, Mauritius, Namibia, dan Zambia. Dalam International Telecommunication Union (ITU) pada 2016 lalu pun, Mahfud melanjutkan, diputuskan agar 119 negara anggota mendorong penghentian siaran analog sebelum 2015.

"Indonesia telah memulai proses migrasi TV analog ke TV digital sejak 2007 dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di bidang penyiaran televisi," tuturnya.

KHORY ALFARIZI | RIRI RAHAYU

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus