Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saudara kandung Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, menyebutkan bahwa harga lauk dan pauk di Indonesia tidak mahal. Ia mencontohkan dengan adanya daun kelor yang menurutnya murah dan bisa didapatkan dimana saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lauk pauk itu ternyata tidak mahal, ada daun kelor yang murah, yang tumbuh di mana-mana dan itu punya gizi yang luar biasa," ucapnya dalam agenda Dialog Kebangsaan Forum Masyarakat Indonesia Emas pada Jum'at, 11 Oktober 2024 di Tanjung Duren.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hashim mengatakan, nantinya pemerintahan Prabowo akan menyuplai bahan pokok untuk membuat makanan bergizi gratis untuk setiap anak dan ibu hamil, salah satunya adalah daun kelor. Hal ini akan menjadi strategi andalan Prabowo untuk dapat menurunkan angka stunting di Indonesia.
"Anak dan ibu yang hamil akan dapat satu butir telur, akan dapat kelor, akan dapat sayur-sayuran, akan dapat daging ayam, akan dapat nasi," kata anak kandung Menteri Keuangan era Orde Baru Sumitro Djojohadikusumo tersebut.
Hashim mengatakan bahwa persoalan stunting adalah persoalan yang serius. Menurutnya, data terakhir menunjukkan masih ada 24 persen anak-anak di Indonesia yang mengalami stunting. Itu artinya, sekitar 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting.
Persoalan stunting tersebut, kata dia, akan berdampak pada kecerdasan pribadi anak-anak. Intelligence Quotient (IQ) anak yang mengalami stunting menurutnya hanya akan mentok di angka 70. Sementara, klaim Hashim, rata-rata IQ orang normal adalah 120-150.
"Sekarang ini 30 persen dari Gen Z itu menderita atau telah menderita stunting. Dan stunting itu apa definisinya kalau tidak salah? IQ-nya 70-72," ujar Ketua Dewan Pembina Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS) itu.
Oleh karenanya, ia menginginkan program makan bergizi gratis ini betul-betul diterapkan. Hal ini menurutnya akan jadi siasat pemerintah untuk dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bisa mencapai target Indonesia Emas pada 2025.