Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

IHSG Sempat Anjlok, OJK Yakin Indonesia Masih jadi Tujuan Menarik Investor

OJK mengklaim pasar modal Indonesia masih menarik meski gejolak IHSG tak bisa dihindari.

8 Maret 2025 | 06.35 WIB

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini sempat anjlok imbas kebijakan tarif Amerika Serikat. Bursa saham juga sempat merosot setelah peresmian Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyadari kondisi tersebut. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan meski gejolak tak bisa dihindari, pasar modal Indonesia masih menarik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Meskipun volatilitas jangka pendek tidak dapat dihindari, kami tetap optimistis bahwa Indonesia akan terus menjadi tujuan investasi yang menarik bagi investor domestik maupun asing,” ujar Inarno lewat keterangan resmi,  Jumat, 7 Maret 2025.

Dia menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat. Fundametal ekonomi yang kuat itu didukung oleh konsumsi domestik yang solid, stabilitas sektor keuangan, serta kebijakan yang proaktif dari pemerintah dan regulator. 

Inarno memaparkan OJK fokus menjaga stabilitas, meningkatkan kepercayaan investor, dan memastikan perkembangan pasar modal yang berkelanjutan. Bersama Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan LPS, OJK terus mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kepercayaan pasar dan menarik investasi jangka panjang. 

“Upaya ini mencakup peningkatan likuiditas pasar, penguatan tata kelola perusahaan, peningkatan transparansi, serta promosi pasar modal Indonesia sebagai destinasi investasi yang menarik,” ujarnya.

IHSG sempat merosot tajam 7,83 persen ke level 6.270 pada perdagangan 24-28 Februari 2025. Analis PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) mengungkap bahwa tarif impor Amerika Serikat dan peresmian BPI Danantara menjadi salah satu penyebabnya.

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Indri Liftiany Travelin Yunus menjelaskan IHSG anjlok imbas gejolak global, salah satunya rencana Presiden Donald Trump menetapkan tarif impor kepada Uni Eropa sebesar 25 persen.

“Sentimen selanjutnya yakni diresmikannya Badan Pengelola Investasi Danantara oleh Presiden Prabowo yang bertugas untuk mengelola seluruh aset dan dividen BUMN, serta nilai tukar Rupiah yang semakin melemah dan menyentuh level Rp 16.574 per dolar AS,” kata Indri, Ahad, 2 Maret 2025.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus