Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
LG Energy Solution meninggalkan proyek Grand Package karena kondisi pasar dan iklim investasi di Indonesia yang ruwet.
Regulasi pemerintah bertentangan membuat iklim investasi tak menarik.
Tantangan utama di bisnis baterai berbasis nikel adalah volatilitas harga komoditas, kompleksitas teknologi, dan persaingan yang makin ketat.
LG Energy Solution hengkang dari proyek Indonesia Grand Package. Proyek tersebut adalah pekerjaan besar untuk mengembangkan rantai pasok baterai kendaraan listrik terintegrasi mulai dari penambangan, pengolahan dan pemurnian nikel, produksi prekursor dan katode, hingga pembuatan sel baterai.
Perusahaan asal Korea Selatan tersebut tergabung dalam konsorsium bersama LG Chem, Huayou, LX International, dan Posco Future untuk mengerjakan megaproyek yang dirancang pada 2020 ini. Mereka bermitra dengan PT Indonesia Battery Corporation (IBC).
Lewat surat elektronik kepada Tempo pada 23 April 2025, perwakilan LG memberi konfirmasi soal keputusan perusahaan mundur dari proyek senilai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 164 triliun tersebut. "Dengan mempertimbangkan beragam faktor, termasuk kondisi pasar dan iklim investasi, kami sepakat untuk mundur dari proyek Grand Package Indonesia."
LG menambahkan, pihaknya tak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam proyek lain dengan berfokus pada PT Hyundai LG Industry Green Power. Entitas tersebut merupakan perusahaan patungan antara LG dan Hyundai Motor Company yang membangun pabrik sel baterai di Karawang, Jawa Barat. Itu merupakan pabrik pertama di Indonesia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo